Langsung ke konten utama

Update dan Upgrade

 



Update dan Upgrade

Oleh    : Asep Saepul Adha

e-mail  : asepsaepuladha@gmail.com

Pada zaman teknologi sekarang ini, seorang siswa bisa saja lebih mengerti tentang materi pelajaran dari gurunya, karena siswa lebih dahulu tahu dari gurunya.

Sebelum belajar di kelas, siswa di rumah sudah membuka internet dan mencari materi yang akan dipelajari, sementara gurunya tidak membuka internet (mungkin karena nggak bisa atau nggak punya kuota, hehehe) karena beranggapan bahwa ilmunya sudah dia dapat pada saat kuliah. Guru tidak ingat bahwa kuliahnya zaman 'baheula' sementara materi berkembang sesuai zamannya.

Guru yang seperti ini tidak menyadari bahwa dirinya telah 'ketinggalan kereta',

Sabda Rasulullah SAW: "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian".

Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan.

Dari hadist tersebut, perubahan itu pasti karena hidup itu ‘ilmu sosial’ bukan ‘ilmu pasti’. Kalau masa ini dikatakan baik, tapi pada 5 atau 10 tahun yang akan datang bisa jadi hanya sesuatu yang biasa saja. Sesuatu yang hari ini mustahil, 5 atau 10 tahun mendatang adalah hal yang sangat mudah dan lumrah.

Dulu mengajar dengan media ‘power point’ sudah dianggap baik, kemudian tidak hanya power point biasa tapi sekarang sudah ditingkatkan lagi menjadi sebuah ‘power point yang interaktif’ bahkan sekarang yang mutakhir (bahasa arabnya ‘muta-akhir’) power poit sudah ditinggalkan diganti dengan ‘Video Pembelajaran’.

Dan sesuai dengan hadits di atas pula, dalam melaksanakan proses pembelajarannya, seorang guru harus memperhatikan ‘pendekatan, strategi, metode, teknik’ apa yang digunakan supaya hasilnya lebih baik. Bahkan memperhatikan penggunaan ‘pendekatan, strategi, metode, teknik’ itu sendiri adalah agar kita tidak menyamaratakan siswa, siswa SD berbeda dengan siswa SMP, siswa SMP berbeda dengan siswa SMA dan selanjutnya, bahkan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain itu juga pasti berbeda. Pemilihan ‘pendekatan, strategi, metode, teknik’ itu sendiri sesuai dengan hadits Rasulullah SAW “Khatibunnasi ‘ala qadri uqulihim” yang artinya “Bicaralah kamu sekalian sesuai kadar akal/pikiran mereka”. Ingat ! tidak ada metode yang baik, yang ada adalah metode yang sesuai.

Guru yang senantiasa mempertahankan gaya zaman baheula, yaitu hanya bertahan dengan ‘ceramah’ maka kurang direspon oleh peserta didik. Siswa kurang bahkan tidak dilibatkan dalam sebuah proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya seorang guru mengajar ditentukan oleh kedua belah pihak (guru dan siswa), maka kalau mau berhasil mengajaranya, seorang guru harus senantiasa melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya.

Supaya tidak ketinggalan sama peserta didik, maka seorang guru harus senantiasa meng-update dan meng-upgrade ilmunya.

Komentar

  1. Hebat pak... Kita harus terus belajar untuk berkembang...

    BalasHapus
  2. Mantap, terus tingkatkan untuk pencerahan dan kemajuan dunia pendidikan.

    BalasHapus
  3. Masih ada hal sangat perlu untuk pembelajaran di era saat ini denganetode deferensiasi
    Pembelajaran paradigma baru.
    Belajar yang berorientasi pada peserta didik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tauhid, Akar dari Segala Ketenangan

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28) Kebahagiaan sejati bukan sekadar tawa di wajah, melainkan keriangan yang tumbuh dari hati yang menghayati kebenaran. Ia hadir sebagai kelapangan dada yang lahir dari prinsip hidup yang teguh dan dijadikan pedoman dalam setiap langkah. Kebahagiaan juga bermuara pada ketenangan jiwa, ketika seseorang dikelilingi oleh kebaikan, melihat cahaya harapan dalam sekitarnya, dan merasakan kehadiran nilai-nilai yang meneduhkan. Maka, kebahagiaan bukan dicari di luar, tetapi ditemukan dalam kedalaman hati yang jujur, lapang, dan penuh syukur. Ada yang memiliki harta, tapi tetap gelisah. Ada yang meraih jabatan tinggi, tapi merasa hampa. Ada pula yang memiliki banyak teman, tapi hatinya terasa sepi. Mengapa begitu? Karena kebahagiaan sejati bukan terletak pada apa yang kita miliki, tetapi pada siapa yang menguasai hati kita. Dalam bu...

MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK

MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK Flyer Pertemuan Ke-1 Literasi digital adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan media digital secara bijak dan efektif, yang mencakup pemanfaatan berbagai alat komunikasi, jaringan internet, dan teknologi digital lainnya untuk mengakses, memahami, mengolah, dan menyebarkan informasi. Orang yang memiliki literasi digital yang baik mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, berpikir kritis terhadap konten digital, dan memiliki kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi secara efektif. Di era sekarang ini, teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak bisa lagi menghindar dari kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat. Hampir semua aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, komunikasi, hingga layanan publik, telah terkoneksi dan mengalami digitalisasi. Teknologi hadir untuk memudahkan aktivitas kita, memberikan efisiensi, serta mem...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...