Langsung ke konten utama

Tiga Sifat Dasar Manusia


Sifat asli manusia itu mengeluh, keluh kesah, dan kikir

Disebutkan dalam QS Al Ma’arij ayat 19-21,

 

اِنَّ الۡاِنۡسَانَ خُلِقَ هَلُوۡعًا ۙ

اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوۡعًا

‏وَاِذَا مَسَّهُ الۡخَيۡرُ مَنُوۡعًا

19. Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.

20. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah,

21. dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir,

 

Bila musim hujan tiba hampir tiap hari terjadi hujan banyak orang yang berkeluh kesah, manusia suka ngomong “kok tiap hari hujan terus, kalau begini terus jemuran nggak kering”, atau mungkin “ ... kalau begini terus nggak bisa kerja”, bahkan orang yang mau melaksanakan ‘hajatan’ mereka mencari ‘orang suci’/’orang pintar’/’pawang hujan’ dan lain-lain sebutan, agar pada saat hari H hujan nggak turun (jadi ingat peristiwa di Mandalika, hehehe).

Ada peristiwa lucu menurut saya, ketika saya menikahkan anak yang pertama (karena saya baru pertama kali ‘hajatan’, maka banyak orang membantu dengan sukarela. Ada yang biasa melakukan ritual ‘tolak hujan’ atau bahasa Cililinnya ‘nyarang hujan, ngomong sama saya, ‘semalam simbah nenuwun karo sing kuoso tekan jam telu melakukan ini... bla bla bla’. Namun apa yang terjadi, besoknya (hari H) jam 3 sore hujan turun dengan derasnya, tu kan malah dikasih rizki berupa Hujan.

Lain halnya ketika menikahkan anak yang kedua yaitu bulan Desember 2022 ini (tanggal 111222), biasanya hampir tiap hari turun hujan. Namun ketika hari H pelaksanaan hajatan/sedekahan dari pagi sampai malam nggak terjadi hujan sehingga acara lancar. Lantas orang ngomong ‘wah hebat pawang hujan pak Asep’ (padahal demi Allah saya nggak pakai apa-apa, saya hanya berdo’a kepada Allah).

Pun demikian saat musim kemarau mengeluh dan berkeluh kesah, mau mandi susah, tanaman pada mati, kebakaran banyak terjadi, pokoknya hal-hal lain di luar kendali. Maka orang mulai sibuk, yang beragama Islam berkumpul di Masjid atau lapangan terbuka untuk melakukan Shalat Istisqa’, yang percaya dengan adat dan kebiasaan ada yang ‘memandikan kucing’ atau usaha lainnya, tentu mengikuti adat dan kebiasaan leluhurnya. Bahkan pemerintah (saking sayang dengan rakyatnya) membuat hujan buatan dengan cara menebar garam di udara, apa hasilnya ? ada yang berhasil ada juga yang gagal, yang gagal lantas menyalahkan Tuhan ? Jangan, manusia hanya wajib berusaha, yang menentukan tetaplah Allah SWT.

Jangan lupa bahwa kita tidak bisa menurunkan hujan, Allah tegaskan dalam al-Qur’an surat Al Waqi’ah / 56:68-69) berikut :

اَفَرَءَيۡتُمُ الۡمَآءَ الَّذِىۡ تَشۡرَبُوۡنَؕ

ءَاَنۡـتُمۡ اَنۡزَلۡـتُمُوۡهُ مِنَ الۡمُزۡنِ اَمۡ نَحۡنُ الۡمُنۡزِلُوۡنَ

Artinya :

68.  Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?

69.  Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?

Apakah terbayang oleh anda, kalau kita semua senantiasa keluh kesah tentang hujan ini, kemudian Allah turunkan hujan itu rasanya asin, apa yang akan terjadi ? saya yakin tambah banyak orang yang berkeluh kesah bahkan menyalahkan Allah. Karena tentunya kita akan kesulitan air mimun, tumbuhan akan banyak yang mati, dan hewan pun demikian. Tidakkah ini disebutkan dalam al-Qur’an ?

لَوۡ نَشَآءُ جَعَلۡنٰهُ اُجَاجًا فَلَوۡلَا تَشۡكُرُوۡنَ

Artinya :

70.  Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?

(al-Qur’an surat Al Waqi’ah / 56:70)

Yang perlu kita lakukan adalah bersyukur, bukan KELUH KESAH.

Kehendak manusia pada umumnya, hujan dan panas bergantian. Bahkan kalau bisa sehari hujan sehari panas (maunya mengatur Tuhan), apa Tuhan itu mbahmu ? sehingga mau mengatur-ngatur.

Sifat dasar berikutnya adalah kikir. Sifat kikir dan bakhil dalam Islam adalah keengganan mengeluarkan harta yang seharusnya disedekahkan. Sifat ini merupakan akhlak tercela yang harus dihindari dalam Islam.

Saya ingat bahasa saya waktu kecil, kalau mengatai orang kikir itu dengan sebutan ‘pelit’, ‘merege hese’, ‘cap jahe’, ‘merege hese keked merengkel’, dan ‘dasar buntut kasiran’ (orang dulu malu ‘buntut kasiran’, sekarang buntut kasirnya dipelihara hingga panjang sekali menjuntai).

Karena sudah dasarnya seperti itu yaitu kikir, maka walaupun sudah dijelaskan dalam hadits bahwa ‘اَلْيَدُ اْلعُلْياَ خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى’ tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, manusia tetap saja ketika dia memiliki rejeki lebih susah untuk bersedekah, bahkan yang wajib sekalipun (zakat). Dengan menyadari bahwa harta kekayaan adalah anugerah dari Allah, maka kita bisa menghindari sifat kikir, sadar bahwa harta adalah titipan dari Allah SWT.

Komentar

  1. Great job! Teruslah menebar kebaikan!
    لَا تَايْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللّٰهِ
    "Janganlah berputus asa dari rahmat Allah" (Q.S. Yusuf/12 : 87)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tauhid, Akar dari Segala Ketenangan

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28) Kebahagiaan sejati bukan sekadar tawa di wajah, melainkan keriangan yang tumbuh dari hati yang menghayati kebenaran. Ia hadir sebagai kelapangan dada yang lahir dari prinsip hidup yang teguh dan dijadikan pedoman dalam setiap langkah. Kebahagiaan juga bermuara pada ketenangan jiwa, ketika seseorang dikelilingi oleh kebaikan, melihat cahaya harapan dalam sekitarnya, dan merasakan kehadiran nilai-nilai yang meneduhkan. Maka, kebahagiaan bukan dicari di luar, tetapi ditemukan dalam kedalaman hati yang jujur, lapang, dan penuh syukur. Ada yang memiliki harta, tapi tetap gelisah. Ada yang meraih jabatan tinggi, tapi merasa hampa. Ada pula yang memiliki banyak teman, tapi hatinya terasa sepi. Mengapa begitu? Karena kebahagiaan sejati bukan terletak pada apa yang kita miliki, tetapi pada siapa yang menguasai hati kita. Dalam bu...

MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK

MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK Flyer Pertemuan Ke-1 Literasi digital adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan media digital secara bijak dan efektif, yang mencakup pemanfaatan berbagai alat komunikasi, jaringan internet, dan teknologi digital lainnya untuk mengakses, memahami, mengolah, dan menyebarkan informasi. Orang yang memiliki literasi digital yang baik mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, berpikir kritis terhadap konten digital, dan memiliki kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi secara efektif. Di era sekarang ini, teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak bisa lagi menghindar dari kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat. Hampir semua aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, komunikasi, hingga layanan publik, telah terkoneksi dan mengalami digitalisasi. Teknologi hadir untuk memudahkan aktivitas kita, memberikan efisiensi, serta mem...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...