Langsung ke konten utama

Lupa Makan Ketika Puasa

LUPA MAKAN KETIKA SEDANG PUASA

Oleh Asep Saepul Adha


Hari pertama puasa Ramadhan adalah penyesuaian dari kebiasaan makan dan minum di siang hari, biasanya sampai kira-kira jam 9 pagi masih banyak orang yang lupa bahwa pada siang itu ia sedang berpuasa. Orang tersebut bukan tidak tahu bahwa puasa menurut syariat Islam adalah menahan diri dari makan, minum, hubungan suami isteri dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah, akan tetapi mereka lupa.

Sebagaimana kejadian yang akan saya sampaikan berikut ini.

Seorang anak berumur 8 tahun yang bernama Raja Fathan Al Jauhari bulan ini melaksanakan puasa (ini adalah tahun ketiga dia melaksanakan puasa Ramadhan), sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Seperti biasa, di awal Ramadhan sekolah pasti libur begitupun sekolah tempat Raja (panggilan akrabnya) menuntut ilmu.

Saking semangatnya mau puasa, pada malam akhir bulan Sya’ban jam 2 malam dia sudah bangun membangunkan bundanya bahwa dia mau makan sahur. Bundanya kaget, tapi tetap beliau bangun dan menyiapkan makan buat anaknya. Sambil nunggu anaknya makan, beliau ngomong bahwa besok belum puasa, karena masih bulan Sya’ban. “Ah nggak apa-apa lah, agar besok terbiasa makan sahur”, katanya.

Pada malam tanggal 1 Ramadhan dia bangun dan kemudian makan sahur (bundanya sengaja membangunkan dia menjelang subuh, disamping agar tidak terlalu cepat lapar besoknya juga melaksanakan sunah sahur yaitu mengakhirkan waktunya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7916, 'Amru bin Maimun RA, berkata: "Para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling bersegera dalam berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya." (HR. Al-Baihaqi)

Makan sahur itu selain memberikan energi untuk puasa besoknya seharian, juga akan memperoleh keberkahan, seperti hadis hadits riwayat Bukhari nomor 1789 berikut ini:

صحيح البخاري ١٧٨٩: حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya :

Shahih Bukhari 1789: Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Shuhaib berkata: aku mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Bersahurlah kalian, karena didalam sahur ada barakah." 

Setelah makan sahur, Raja kemudian nonton Televisi sambil menunggu adzan Subuh, dan setelah sholat subuh dia tidur lagi.

Esoknya, sekitar jam 14 raja mengambil buku pelajaran untuk mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dari sekolahnya. Sambil mengerjakan tugasnya dia (ngemil) makan ‘kentang goreng’ habis satu bungkus setengah. Ibunya kaget ketika melihat hal tersebut “kakak kok makan kentang, kan kakak puasa ?”. “Kenapa bunda nggak ngomong dari tadi, kan waktu kakak minta diajari tadi bunda ngelihat kakak makan kentang” jawab Raja dengan penuh penyesalan. “Bunda nggak nyadar tadi” kata bundanya menimpali. “Jadi bagaimana Bunda, kan nggak bisa dimuntahkan lagi ?” sesal Raja. “Ya sudah berkumur sana, dan lanjutkan puasanya” bundanya mengakhiri jawabannya.

Dari kisah tersebut, ketentuan hukum Islam bagi orang yang lupa makan ketika puasa adalah sebagai berikut :

Jika seseorang sedang makan karena lupa sedang berpuasa, lalu ingat, maka dia harus berhenti makan lalu melanjutkan puasanya. Dia juga tidak perlu mengqadha puasanya tersebut.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda:

صحيح البخاري ١٧٩٧: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا ابْنُ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

إِذَا نَسِيَ فَأَكَلَ وَشَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاه

Artinya : Shahih Bukhari 1797: Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah mengabarkan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada kami Ibnu Sirin dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Jika seseorang lupa lalu dia makan dan minum (ketika sedang berpuasa) maka hendaklah dia meneruskan puasanya karena hal itu berarti Allah telah memberinya makan dan minum."

(HR. Buchori)

Sementara Imam Turmudzi dalam Sunan Turmudzi mengatakan bahwa Sufyan Ats Tsauri, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq berkata bahwa yang lupa makan ketika puasa jangan membatalkan puasanya, bahkan kata beliau “itu adalah rizki” dari Allah SWT. Adapun Imam Malik bin Anas berkata ‘bagi yang lupa makan, maka wajib mengqadha puasanya’. Berikut ini haditsnya :

سنن الترمذي ٦٥٤: حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ حَجَّاجِ بْنِ أَرْطَاةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَكَلَ أَوْ شَرِبَ نَاسِيًا فَلَا يُفْطِرْ فَإِنَّمَا هُوَ رِزْقٌ رَزَقَهُ اللَّهُ

حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ عَوْفٍ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ وَخَلَّاسٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ أَوْ نَحْوَهُ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَأُمِّ إِسْحَقَ الْغَنَوِيَّةِ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ و قَالَ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ إِذَا أَكَلَ فِي رَمَضَانَ نَاسِيًا فَعَلَيْهِ الْقَضَاءُ وَالْقَوْلُ الْأَوَّلُ أَصَحُّ

Artinya :

Sunan Tirmidzi 654: Telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al Asyajj telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Hajjaj bin Arthah dari Qatadah dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang lupa, lalu makan atau minum ketika berpuasa, maka janganlah membatalkan puasanya, karena hal itu adalah rizqi yang Allah rizqikan kepadanya." 

Telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al Asyajj telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari 'Auf dari Ibnu Sirin dan Khallas dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam seperti hadits diatas. (perawi) berkata: dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Sa'id dan Ummu Ishaq Al Ghanawiyyah. Abu 'Isa berkata: hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan shahih dan diamalkan oleh kebanyakan para ulama seperti Sufyan Ats Tsauri, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Sedangkan Imam Malik bin Anas berkata: jika seseorang lupa, lalu makan dan minum pada bulan Ramadlan, maka dia wajib mengqadla' puasanya. Namun pendapat yang pertama lebih shahih. (HR. Turmudzi)

Sedangkan Imam Muslim berkata :

صحيح مسلم ١٩٥٢: و حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ النَّاقِدُ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هِشَامٍ الْقُرْدُوسِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ

Artinya :

Shahih Muslim 1952: Dan telah menceritakan kepadaku Amru bin Muhamamd Naqid telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim dari Hisyam Al Qurdusi dari Muhamamd bin Sirin dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang makan dan minum karena lupa, sedangkan ia puasa, maka hendaklah diteruskannya puasanya itu, karena Allah telah memberinya makan dan minum." (HR. Muslim)

Imam Ad-Darimi dalam Sunan Ad-Darimi mengatakan :

سنن الدارمي ١٦٦٣:  أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ

Artinya :

Sunan Ad- Darimi 1663: Telah mengabarkan kepada kami Utsman bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam bin Hassan dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa makan dan minum karena lupa hendaklah ia sempurnakan puasanya, sesungguhnya ia diberi makan dan minum Allah." (HR. Ad-Darimi).

Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad berkata :

مسند أحمد ٩١٢٥: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَهُوَ ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ وَيَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنِ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ

Artinya :

Musnad Ahmad 9125: Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim -yaitu Ibnu 'ulaiyah- dari Hisyam bin Hassan dan Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa berpuasa kemudian lupa, lalu ia makan dan minum maka hendaklah ia sempurnakan, karena sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum."

Bagi Pembaca sekalian, setelah membaca dalil naqli (Hadits) di atas, kita bisa menentukan pilihan, tergantung keyakinan kita, mau ikut pendapat Imam Syafi’i dan kawan-kawan (Sufyan Ats Tsauri, Ahmad, Ishaq, Muslim, Ad Darimi, dan Ahmad) atau mau ikut pendapat Imam Malik bin Anas. Pilihan ada pada anda.

Daftar Rujukan

  1. https://kesan.id/feed/pojok-ramadhan-hukum-makan-saat-puasa-karena-lupa-8216
  2. https://kabar24.bisnis.com/read/20230318/79/1638560/hukum-lupa-makan-saat-puasa-batal-atau-tidak.

Komentar

  1. Great...selalu ada ide cemerlang pada seorang pak ASA dalam mengemas pesan,terus berkarya untuk menebar kebaikan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pesan yang ingin disampaikan pada anak dan cucu, dikemas dalam sebuah cerita

      Hapus
  2. Setiap tahun selalu ada cerita pengalaman puasa, dan setiap hari adalah pembelajaran yang bermakna 👍

    BalasHapus
  3. Seorang sufi mengatakan, berilah ilmu kepada siapapun dg caramu sendiri, walaupun tidak dianggap penting.Amazing ayah Asep.kemasan petuahnya sangat menginspirasi,semoga kemasan itu di dalamnya banyak madu ilmu yg bisa membawa kebermanfaatan.Bravo ayah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersungkur dan Tersingkir

Tersungkur dan Tersingkir  Oleh : Asep Saepul Adha  Suasana subuh untuk muhasabah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung. Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.  Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan. Namun, ketika men...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...

Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribadat

  Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribad at Oleh : Asep Saepul Adha Di pagi yang masih malam, ketika kegelapan masih menyelimuti langit, suasana subuh yang syahdu mulai menjalar. Udara sejuk merangkum bumi dalam dekapannya yang tenang. Suasana sunyi hampir meresap ke dalam jiwa, seolah alam memohon untuk sejenak merenungi keindahan ciptaan-Nya. Seperti biasanya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang kami membaca beberapa ayat Al Qur'an, sesuai kata pak ustadz "nggak banyak juga nggak apa-apa, asal dawam/konsisten. Menjelang adzan saya berangkat ke mesjid. Terlihat di ufuk timur, gumpalan awan mulai terpilin oleh jari-jemari mentari yang hendak muncul. Cahaya merah keemasan membelai langit, mengumbar harapan bagi hari yang akan datang. Diiringi gemericik air mancur dari kolam ikan memecah kesunyian, mengajak jiwa untuk berlayar dalam ketenangan, aku melangkah menuju garasi mengambil motor kemudian berangkat ke Masjid untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah,...