Langsung ke konten utama

Allah Maha Kuasa

Allah Maha Kuasa
Oleh Asep Saepul Adha 

Suatu pagi di Air Kumbang (Oktober 2023), 
walaupun sudah jam 10 kabut masih tebal.

Kita semua mengakui (bahkan sepakat) bahwa Allah SWT Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Keperkasaan Allah tidak dapat diukur, tidak luntur karena umur tidak lekang karena hujan. Kekuasaan Allah tidak terbatas, tidak ada batas tempat dan tiada ukuran waktu.

Allah SWT berkuasa mengangkat bahkan membuat suatu kaum jadi makmur, dan bisa menenggelamkan sekaligus membinasakan suatu kaum apabila kaum itu takabur dan kufur terhadap Allah. Mengangkat dan membinasakan suatu kaum tidak susah bagi Allah. Ingat peristiwa bencana yang menimpa kaum 'Ad.

Kaum 'Ad tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya, mereka membuat patung-patung yang dinamai Shamud dan Alhattar untuk disembah karena dianggap sebagai Tuhan. Mereka berbuat kejahatan, bahkan mereka tidak mau berhenti berbuat durhaka dan jahat serta berbuat apa saja yang mereka kehendaki (sakarepe dewek). Sifat takabur kaum ‘Ad sudah sangat keterlaluan, dan saking hebatnya sehingga tidak dapat diubah oleh siapa pun. Akhirnya mereka diadzab dengan angin topan yang dingin

Kisah kaum 'Ad ini diabadikan dalam Alquran surah al-Haqqah ayat 6-8. Allah SWT Berfirman, “Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan, seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?” (QS al-Haqqah [69]: 6-8).

Peristiwa itu menegaskan kepada kita bahwa Allah Mahakuasa, kalau Allah sudah berkehendak tidak ada yang bisa menghalangi, apalagi manusia hanya makhluk yang lemah, walaupun dia berkuasa. Manusia, apabila merasa bahwa dia memiliki kemampuan maka dia akan menjadi sombong, bahkan bukan hanya di hadapan manusia, di hadapan Allah pun bisa sombong.

Misalnya, ketika kita dikasih rahmat oleh Allah berupa hujan, sibuk berusaha mencari orang (pintar, alim, atau pawang) agar hujan tidak jadi (ada yang menyebutkan dialihkan, dipindahkan, istilahnya 'narang hujan'). Tapi anehnya, ketika kita butuh hujan (di musim kemarau) orang yang pintar narang hujan tersebut tidak dapat mendatangkan hujan. Di sinilah kelemahan manusia terlihat.

Ada banyak cara Tuhan menunjukkan kelemahan manusia. Kelemahan ini penting ditunjukkan untuk membuktikkan manusia itu lemah dan tidak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah SWT. Dalam surat al-Waqi’ah, Allah SWT menunjukkan kemampuan-Nya untuk menghidupkan dan mematikan manusia, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber makanan manusia, dan menurunkan air hujan sebagai sumber minuman. 

Dalam surat al-Waqi’ah ayat 68-70, Allah SWT berfirman:

اَفَرَءَيْتُمُ الْمَاۤءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْن
 َءَاَنْتُمْ اَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْن
لَوْ نَشَاۤءُ جَعَلْنٰهُ اُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُوْنَ

Artinya :
"Apakah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?; Apakah kamu yang menurunkannya dari awan atau Kami yang menurunkan?; Seandainya Kami berkehendak, Kami menjadikannya asin. Mengapa kamu tidak bersyukur?" QS. Al-Waqi'ah[56]: 68-70

Pada ayat ini (69) kita ditanya oleh Allah, apakah manusia yang menurunkan hujan, ataukah Allah? Ketika kemarau melanda, pemerintah berusaha untuk membuat hujan. Kalaupun hujan turun, pertanyaan berikutnya dapatkah manusia menurunkan hujan sekehendak hatinya? Atau, andai manusia dapat melakukan rekayasa turunnya hujan, apakah hasil rekayasa mereka dapat sempurna? 

Manusia seharusnya bersyukur akan turunnya air hujan. Manusia perlu bersyukur bahwa air hujan tidak ditahan oleh Allah untuk tetap di awan. Manusia juga perlu bersyukur bahwa air hujan diturunkan oleh Allah di berbagai tempat. Tidak hanya di laut atau di kakus, sehingga air tersebut tidak layak dikonsumsi. Rasa syukur tersebut tidak hanya soal keberadaan air saja, tapi juga sifatnya yang tawar.

Kemahakuasaan Allah ditunjukkan pula pada kasih sayang-Nya, yang menjadikan air hujan itu tawar tidak asin (QS. Al-Waqi'ah[56]: 70), seandainya Allah mau, Dia akan menjadikan air hujan itu asin, sehingga tidak dapat diminum dan tidak dapat digunakan untuk mengairi atau menyiram tanaman.

Sehingga pantas dan wajar, apabila kita mau minum dianjurkan untuk berdo'a terlebih dahulu, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah. Doanya sebagai berikut:

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي سَقَانَا عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ، وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا أُجَاجًا بِذُنُوْبِنَا

Alhamdulillaahil ladzii saqaanaa ‘adzban furaatan birahmatihi, walam yaj’alhu milhan ujaajan bidzunuubinaa

Artinya:
Segala puji milik Allah yang memberi minum kita dengan air yang tawar dan segar dengan rahmat-Nya. Dan tidak menjadikan air tersebut asin serta tidak layak dikonsumsi sebab dosa-dosa kita.”

Semoga Allah dengan ke-Mahakuasaan-Nya akan segera menurunkan hujan, dan Semoga kita dapat menyukurinya."

Allohumma shoyyiban naafi'an" aamiin

Komentar

  1. MaaSyaaAllah... Ko makin keren aja sih pa doktor ini...
    smngat trs literasinya ihh...
    Bukukn☺💪

    BalasHapus
  2. مَاشَآءَ اللّٰهُ تَبَارَكَ اللّٰهُ
    Geliat literasinya semakin menjadi-jadi, itulah karakter ulul albab sejati, pas menjadi uswah bagi generasi masa kini untuk menafakuri apa-apa yang terjadi dan menjadi di muka bumi ini sebagai kudrat dan iradat Sang Maha Karya "Allah al-Khaliq". Tetap semangat,
    إِقْرَأْ بِسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ💪💪💪?

    BalasHapus
  3. Maa Syaa Alloh....luar biasa...mksh ilmunya pa

    BalasHapus
  4. Saya penggemar tulisan Bu Pupu di Komunitas, "semangat tahajjud dan semangat dhuha serta kajian malam". Bahkan saya simpan dalam 1 file. Banyak ilmu yang saya dapat dari tulisan ibu. Terima kasih juga bu

    BalasHapus
  5. Masya Allah Tabarakallah, untaian kata menjadi kalimat yang indah penuh dg mana.terikasih byk ilmunya ayah ASA.sukses sll untuk pak doktor.

    BalasHapus
  6. Masya Allah ....renungan atas kekuasaan Allah dengan untaian kata yang indaj... Mantap pak Asep...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu Desri, Ayo Bu Desri kirim juga tulisan di MESRA

      Hapus
  7. Saya suka tulisan yang terurai dengan apik, tepat. Artikel ini menunjukkan literasi makin jos. Keren Pak Asep.

    BalasHapus
  8. Masyaa Allah, keren banget Kang👍👍smg sy dpt kecipratan ilmunya, aamiin🤲

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersungkur dan Tersingkir

Tersungkur dan Tersingkir  Oleh : Asep Saepul Adha  Suasana subuh untuk muhasabah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung. Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.  Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan. Namun, ketika men...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...

Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribadat

  Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribad at Oleh : Asep Saepul Adha Di pagi yang masih malam, ketika kegelapan masih menyelimuti langit, suasana subuh yang syahdu mulai menjalar. Udara sejuk merangkum bumi dalam dekapannya yang tenang. Suasana sunyi hampir meresap ke dalam jiwa, seolah alam memohon untuk sejenak merenungi keindahan ciptaan-Nya. Seperti biasanya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang kami membaca beberapa ayat Al Qur'an, sesuai kata pak ustadz "nggak banyak juga nggak apa-apa, asal dawam/konsisten. Menjelang adzan saya berangkat ke mesjid. Terlihat di ufuk timur, gumpalan awan mulai terpilin oleh jari-jemari mentari yang hendak muncul. Cahaya merah keemasan membelai langit, mengumbar harapan bagi hari yang akan datang. Diiringi gemericik air mancur dari kolam ikan memecah kesunyian, mengajak jiwa untuk berlayar dalam ketenangan, aku melangkah menuju garasi mengambil motor kemudian berangkat ke Masjid untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah,...