Langsung ke konten utama

KIAT MENULIS CERITA FIKSI

Rangkuman Pertemuan Ke-11
Oleh : Asep Saepul Adha

Nara Sumber   : Sudomo, S.Pt.
Moderator       : Ahmad Soleh, S.Pd.Gr.

Pembukaan

Moderator memulai dengan kalimat pembuka "Semoga di pertemuan ke-11 ini bapak/ibu rekan-rekan semua makin bersemangat dan bergairah mengikuti kegiatan KBMN 31. Sebelum memulai pembelajaran malam ini, marilah kita berdoa agar pembelajaran kita malam ini berjalan dengan lancar. Berdoa dipersilahkan…"

Kemudian dilanjutkan dengan Perkenalan. "Perkenalkan, saya Ahmad Soleh sebagai moderator yang akan membersamai bapak ibu hebat peserta KBMN 31. Saya akan mendampingi narasumber kita yang luar biasa dengan materi 'KIAT MENULIS CERITA FIKSI'. Saya sebelumnya sama seperti bapak ibu, sebagai peserta di KBMN 29. Kebetulan dijadikan ketua kelas dan berlanjut menjadi TSO (Tim Solid Omjay)"

Pembelajaran malam ini dibagi menjadi 4 sesi:
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi
3. Tanya Jawab
4. Penutup
Bagi yang ingin bertanya, silakan menggunakan format nama, kota asal dan pertanyaan. Kirim ke 085716616251. Mungkin ada yang sudah kenal beliau. Baik langsung atau melalui karyanya

Pemaparan Materi

Sebagai seorang sarjana peternakan dan pengajar IPA, Pak Soleh menemukan kebahagiaan dalam menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk cerita fiksi. Bagi beliau, menulis fiksi adalah sebuah cara untuk mengekspresikan diri dan menjelajahi imajinasi tanpa batas.

Sebelum kita menyelami lebih dalam, mari kita luangkan waktu untuk saling berbagi. Apa yang memotivasi para peserta untuk mempelajari seni menulis cerita fiksi? Silahkan bagikan alasan kalian di kolom komentar.

"Resume pertemuan malam ini, Bapak/Ibu juga boleh banget, kok, membuatnya dalam bentuk fiksi. Tidak harus, lho, Bapak/Ibu. Senyamannya saja, ya. Oh ya, sebagai gambaran lain, tulisan cerita fiksi bisa juga dipakai dalam proses pembelajaran di kelas. Tentunya bukan hanya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia saja. Mata pelajaran lain juga bisa, kok." pak Sudomo, S.Pt menyampaikan

Lalu, dari mana kita mulai belajar menulis cerita fiksi?

Ini adalah pertanyaan pemantik yang perlu menjadi dasar bagi kita untuk mulai tergerak menulis cerita fiksi. Poin pertama mengenai AKM ini terkait erat dengan kompetensi guru dalam menulis cerita fiksi. Kemampuan guru dalam menulis cerita fiksi akan memudahkan dalam menyediakan soal latihan teks sastra bagi murid di kelas.

Syarat bisa menulis cerita fikri menurut pak Sudomo, S.Pt

Untuk bisa membangun cerita fiksi, penulis harus lebih dulu memahami tentang unsur-unsur cerita fiksi. Bagi guru Bahasa Indonesia tentu ini bukan hal yang asing lagi pastinya

Unsur pembentuk cerita fiksi, yaitu:
1. Tema
2. Premis
3. Alur/plot
4. Penokohan
5. Latar/setting
6. Sudut pandang

1. Mengapa Harus belajar Cerita Fiksi
    Alasan Harus belajar menulis Cerita Fiksi
  • Salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi;
  • Sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan;
  • Sebagai upaya menyembunyikan dan menyembuhkan diri;
  • Sebagai jalan mengeksplorasi kemampuan menulis.
2. Syarat Cerita Fiksi

  • Komitmen dan niat yangkuat
  • Kemauan dan kemampuan melakukan Riset
  • Banyak membaca cerita fiksi
  • Mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
  • Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi
  • Menjaga konsistensi menulis

3. Apa saja bentuk cerita Fiksi

      Bentuk:                      Ciri:

  • Fiksimini               Beberapa kata
  • Flash Fiction         Jumlah kata khusus
  • Pentigraf               Cerita tigaparagraf
  • Cerpen                   <7.500 kata
  • Novelet                  7.500-17.500 kata
  • Novela                   17.500-40.000 kata
  • Novel                     40.000 kata.

4. Unsur Pembangun cerita fiksi
    Tema
  •       Ide pokok cerita;
  •       Tips menentukan tema: dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh, dan ruang lingkup terbatas;
  •       Cara menentukan tema: Menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati;
  •       Contoh Tema: Berkah kejujuran; Pendidikan dan kemiskinan; Persahabatan tiga anak SD, Pengalaman siswa selama Belajar di Rumah; Perjuangan guru selama Pembelajaran Jarak Jauh
     Premis

  • Ringkasan cerita dalam satu kalimat;
  • Unsur-unsur premis: karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi;
  • Cara membuat premis: tulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat utuh;
  • Contoh Premis: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA.

     Alur/Plot

  • Struktur rangkaian kejadian dalam cerita;
  • Macam-macam alur: Alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis;
  • Unsur-unsur alur/plot: Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending;
  • Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah tergantung pada jenis alur yang dipilih.

     Penokohan

  • Penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter dalam cerita;
  • Macam-macam tokoh: protagonis, antagonis, dan tritagonis;
  • Teknik penggambaran tokoh: analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
     Latar/Setting

  • Penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita;
  • Jenis-jenis latar: latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral.

      Sudut Pandang

  • cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita;
  • Macam-macam sudut pandang: Orang Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua, Orang Ketiga Tunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran

5. Kiat menulis cerita Fiksi

a. NIAT : Motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan
b. BACA FIKSI ORANG LAIN

·       Upaya menemukan bahan belajar/referensi berupaide, pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan.

c. OUTLINE

  • Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
  • Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
  • Membuat premis sesuai tema
  • Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
  • Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
  • Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
  • Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

d. IDE DAN GENRE

  • Segera catat saat ide mendadak muncul
  • Menemukan ide dengan cara mengembangkan imajinasi
  • Pemilihan genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai

e. MENULIS

  • Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
  • Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca
  • Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
  • Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
  • Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
  • Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
  • Membuat ending yang baik

 f. SWASUNTING

  • Dilakukan setelah selesai menulis;
  •  Jangan menulis sambil mengedit;
  • Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;
  • Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri;
  • Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Tanya jawab
Sebagaimana biasa, begitu keran pertanyaan dibuka , maka peserta langsung memberondong narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik dan menarik, misalnya:

Pertanyanaan
Setiap cerita fiksi tentu memerlukan kekayaan imaginasi. Beberapa kali saya mencoba menulis cerpen fiksi selain merasa kurang bisa dalam aturan penulisan ejaan, saya sering mendadak terhenti saat mengungkapkan imajinasi yg "tidak biasa"  terus termangu dan berpikir apakah ini tidak berdosa melukiskan seseorang dg karakter "aneh, kejam, tidak manusiawi, dll" ? Apakah ini pantas dituliskan?Jadi bolehkah kita dalam menulis cerita fiksi sebebas-bebasnya atau berada dalam "suatu koridor" ?

Jawaban
Terima kasih pertanyaannya, Bu Rosjida. Intinya bebaskan ide dengan tetap berpegangan pada koridor yang ada. Misalnya, tidak menyinggung SARA, berpotensi menimbulkan konflik, dll

Penutup

Setelah selesai Tanya jawab Acara ditutup dengan penutup dari Moderator dan do'a bersama

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersungkur dan Tersingkir

Tersungkur dan Tersingkir  Oleh : Asep Saepul Adha  Suasana subuh untuk muhasabah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung. Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.  Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan. Namun, ketika men...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...

Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribadat

  Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribad at Oleh : Asep Saepul Adha Di pagi yang masih malam, ketika kegelapan masih menyelimuti langit, suasana subuh yang syahdu mulai menjalar. Udara sejuk merangkum bumi dalam dekapannya yang tenang. Suasana sunyi hampir meresap ke dalam jiwa, seolah alam memohon untuk sejenak merenungi keindahan ciptaan-Nya. Seperti biasanya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang kami membaca beberapa ayat Al Qur'an, sesuai kata pak ustadz "nggak banyak juga nggak apa-apa, asal dawam/konsisten. Menjelang adzan saya berangkat ke mesjid. Terlihat di ufuk timur, gumpalan awan mulai terpilin oleh jari-jemari mentari yang hendak muncul. Cahaya merah keemasan membelai langit, mengumbar harapan bagi hari yang akan datang. Diiringi gemericik air mancur dari kolam ikan memecah kesunyian, mengajak jiwa untuk berlayar dalam ketenangan, aku melangkah menuju garasi mengambil motor kemudian berangkat ke Masjid untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah,...