Rangkuman Materi
Pertemuan ke-9
Kelas Belajar Menulis Nasional (KBMN) Gelombang ke-31
Oleh Asep Saepul Adha
Pembukaan
Pada malam yang mulai merangkak gulita, para peserta Kelas Belajar Menulis Nasional (KBMN) Gelombang ke-31 menuju ruang kelas virtual (WA Grup KBMN PGRI GEL. 31). Semangat mereka membara, siap untuk menyelami dunia literasi lebih dalam. Moderator Widya Arema telah siap menyambut dengan senyuman hangat dan pantun yang indah.
Pergi ke sungai memancing ikan
Ikan kecil ikan arwana
Salam sapa saya ucapkan
Assalamu'alaikum sobat semua
Pembukaan yang meriah ini disambut emoji macam-macan dari para peserta. Widya Arema kemudian melanjutkan dengan salam sejahtera untuk semua, mendoakan kelancaran dan keberkahan bagi pertemuan hari itu. Suasana kelas terasa penuh dengan semangat dan antusiasme.
"Jumpa lagi dengan Arek Malang Widya di kelas spesial yang tanpa sekat dan batas. Menemani Bapak/ibu penulis di ruang rindu. Mengukir tanda di alam semesta dalam karya abadi yang tak fana."
Widya Arema mengajak para peserta untuk melepaskan penat dan galau sebelum memulai pembelajaran. Ia mengajak mereka untuk menundukkan jiwa dalam rasa penuh rinai syukur dan berdoa bersama. Suasana kelas berubah menjadi hening dan khusyuk, diiringi dengan doa yang dipanjatkan oleh para peserta.
Setelah berdoa, Widya Arema menjelaskan format acara yang akan berlangsung selama dua jam ke depan. Acara akan terdiri dari pembukaan, pemaparan materi, tanya jawab, dan penutup. Dilihat dari emoji yang ditampilkan sebagai reaksi dari chat moderator, para peserta terlihat antusias dan siap untuk mengikuti pembelajaran.
Pembukaan yang penuh semangat dan inspiratif ini menjadi awal yang sempurna untuk pertemuan KBMN ke-9. Widya Arema berhasil menciptakan suasana yang kondusif dan membangkitkan semangat para peserta untuk belajar dan berkarya.
Narasi Pemaparan Materi oleh Narasumber Ibu Mutmainah, M.Pd.
Di ruang kelas virtual yang penuh semangat, Ibu Mutmainah, M.Pd., narasumber yang luar biasa, memulai pemaparannya dengan topik "Menulis dengan Hati". Beliau mengajak para peserta untuk menyelami dunia penulisan yang penuh makna dan menyentuh.
Tips Menulis dengan Hati:
Libatkan Emosi: Ibu Mutmainah menekankan pentingnya melibatkan emosi dalam menulis. Tulislah apa yang Anda rasakan, amati, dan dengarkan tanpa perlu diedit terlebih dahulu. Biarkan emosi mengalir bebas dalam tulisan Anda.
Libatkan Panca Indera: Bangkitkan imajinasi pembaca dengan melibatkan panca indera dalam tulisan Anda. Lukiskan suasana, gambarkan rasa, dan ciptakan pengalaman yang imersif bagi pembaca.
Tulis Sesuatu yang Anda Sukai: Pilihlah topik yang Anda sukai dan kuasai. Gairah dan pengetahuan Anda akan terpancar dalam tulisan, membuat pembaca terkesan.
Jangan Mengharap Pujian: Fokuslah pada tujuan utama Anda dalam menulis, bukan pujian. Tulislah dengan penuh makna dan ketulusan, dan pembaca akan merasakannya.
Kenali Pembaca: Pahami siapa yang akan membaca tulisan Anda. Sesuaikan gaya bahasa, topik, dan pesan dengan target pembaca Anda.
Bacalah Banyak: Memperkaya pengetahuan dan bahasa Anda dengan membaca karya tulis dari berbagai penulis.
Jujurlah: Tulislah dengan jujur dan apa adanya. Tulisan Anda adalah cerminan diri Anda, dan pembaca akan menghargainya.
Konsisten: Teruslah berlatih menulis meskipun ada hambatan. Konsistensi adalah kunci untuk menjadi penulis yang sukses.
Manfaat Menulis dengan Hati:
Lebih Menyentuh Pembaca: Tulisan yang penuh emosi akan lebih menggugah dan menyentuh hati pembaca.
Lebih Mudah Menyusun Cerita: Menulis dengan
hati dapat membantu Anda mengatasi writer's block dan menghasilkan cerita yang
menarik.
Lebih Bermakna: Tulisan yang
ditulis dengan hati akan lebih bermakna dan meninggalkan kesan mendalam bagi
pembacanya.
Contoh Menulis dengan Hati vs. Tanpa Hati:
- Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar.
- Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu.
Ibu Mutmainah memberikan contoh dua paragraf yang menggambarkan situasi yang sama, namun dengan pendekatan yang berbeda. Paragraf pertama ditulis tanpa melibatkan emosi, sedangkan paragraf kedua ditulis dengan sepenuh hati. Perbedaannya terlihat jelas dalam kekuatan dan dampaknya pada pembaca.
Ibu Mutmainah mengakhiri pemaparannya dengan mengajak para peserta untuk terus berlatih menulis dengan hati. Beliau yakin bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi penulis yang luar biasa.
Pemaparan materi oleh Ibu Mutmainah, M.Pd., memberikan wawasan berharga tentang bagaimana menulis dengan hati. Tips dan contoh yang diberikannya dapat membantu para peserta untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka dan menghasilkan karya tulis yang lebih menyentuh dan bermakna.
Sesi tanya Jawab
Sesi tanya jawab di pertemuan KBMN
Gelombang ke-31 ibarat pancuran air yang mengalir deras. Pertanyaan demi
pertanyaan diajukan oleh para peserta, disaring dengan cermat oleh moderator
melalui nomor telepon yang disediakan.
Narasumber Ibu Mutmainah menjawab setiap pertanyaan dengan lugas dan penuh pengetahuan, menunjukkan keahliannya dalam bidang literasi. Dari sekian banyak pertanyaan, salah satu yang menarik perhatian adalah tentang cara memilih judul yang tepat. Narasumber Ibu Mutmainah, M.Pd., memberikan tips-tips berikut:
Mencakup Pikiran Pokok dalam Tulisan: Pastikan judul mewakili inti dari tulisan Anda.
Cari Diksi yang Tepat: Gunakan
kata-kata yang tepat dan menarik untuk membangkitkan rasa ingin tahu pembaca.
Membuat Pembaca Penasaran: Ciptakan judul
yang memancing rasa ingin tahu pembaca agar mereka ingin membaca lebih lanjut.
Tidak Terlalu Panjang: Judul yang
terlalu panjang akan sulit diingat dan membosankan.
Tidak Bertele-tele dan Mudah
Dipahami:
Pastikan judul mudah dipahami dan tidak menimbulkan ambiguitas.
Penutup
Waktu terasa begitu cepat berlalu. Moderator Widya Arema mempersilahkan narasumber Ibu Mutmainah, M.Pd., untuk menyampaikan kata penutup. Beliau menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan dan kesalahan yang mungkin terjadi selama pertemuan. Beliau juga mengajak para peserta untuk terus berkarya dan menyemarakkan literasi di Indonesia.
Moderator Widya Arema menutup acara dengan ucapan terima kasih kepada narasumber dan para peserta. Beliau mengingatkan bahwa waktu terus berjalan dan mengundang para peserta untuk kembali bertemu di pertemuan berikutnya.
Pertemuan ke-9 KBMN Gelombang ke-31 membahas tentang pentingnya menulis dengan hati dan cara memilih judul yang tepat. Narasumber Ibu Mutmainah, M.Pd., memberikan tips-tips yang bermanfaat bagi para peserta untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka. Moderator Widya Arema memimpin acara dengan baik dan penuh semangat.
Materi yang menarik menyentuh hati banget
BalasHapusbetul sekali
HapusSangat menarik materinya ya Pak
BalasHapusBanyak ilmu yang didapat
HapusResumenya bagus, rapi. Semangat terus untuk menulis.
BalasHapusTerimakasih ibu
HapusSemangatss yuuk
BalasHapusSemangat juga, yesss !
HapusLuar Biasa, resume nya lengkap๐๐
BalasHapusTerimakasih
HapusLengkap bnget, keren pak
BalasHapusKata orang Palembang, "jadilah", asal nulis Bu ๐
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusDipersingkat hehehe
HapusGaya menulisnya seru, jadi bacanya ikutan seru... sesuai isi tulisannya yang seruu... :)
BalasHapusMantap, terima kasih resumenya.
BalasHapus