Langsung ke konten utama

Gali Potensi Ukir Prestasi

Gali Potensi Ukir Prestasi
Flyer BBMN PGRI GEL. 31

Malam Keempat yang Inspiratif
Malam ini, pertemuan kelas Belajar Menulis memasuki sesi keempat dengan tema yang tak kalah menarik, "Gali Potensi Ukir Prestasi". Ditemani oleh narasumber yang kompeten, Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd, dan moderator yang piawai, Bapak Edmu Yulfizar Abdan Syakura, Gr. M.Pd, para peserta diajak menyelami kisah inspiratif dan tips jitu untuk menggali potensi diri dan mengukir prestasi.
 
Sosok Ibu Aam Nurhasanah yang Multitalenta
        Ibu Aam Nurhasanah, seorang guru SMPN Satu Atap 4 Cipanas di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, bukan hanya inspirator bagi para muridnya, tetapi juga bagi banyak orang di luar sana. Di balik dedikasinya sebagai pendidik, beliau menyimpan semangat luar biasa dalam dunia menulis yang telah mengantarkannya pada berbagai prestasi gemilang.
Perjalanan Ibu Aam dalam dunia menulis dimulai dengan bergabungnya beliau di komunitas "Belajar Menulis" (BM). Di sana, beliau menuangkan ide dan ceritanya, dan bahkan berhasil menerbitkan buku antologi pertamanya berjudul "Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng". Prestasi ini menjadi momen bersejarah baginya, karena namanya tercantum di urutan pertama dari 42 peserta dari seluruh nusantara.
Meskipun pernah mengalami kegagalan di BM 8, semangat Ibu Aam tak pernah padam. Beliau terus berlatih dan pantang menyerah, hingga akhirnya berhasil menyelesaikan tugas-tugas resumenya dan lulus dari BM 12. Perjuangannya membagi waktu di antara pekerjaan dan menulis memang tidak mudah, namun tekadnya yang kuat menjadi kunci kesuksesannya.
Setelah lulus dari BM 12, Ibu Aam mewujudkan mimpinya menjadi penulis hebat dengan menerbitkan buku solo perdananya berjudul "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat". Buku ini menjadi bukti nyata bahwa mimpi dapat diraih dengan kerja keras dan dedikasi.
Semangat Ibu Aam tak berhenti di situ. Beliau terus berkarya dan mengabdikan diri di dunia menulis. Beliau bergabung dengan tim Om Jay sebagai moderator, dan bahkan menulis buku tentang keahliannya tersebut berjudul "Kunci Sukses Menjadi Moderator Online".
Tak hanya itu, Ibu Aam juga menunjukkan talentanya sebagai kurator, di mana beliau bertugas mengumpulkan naskah para peserta "Belajar Menulis" untuk diterbitkan menjadi buku antologi.
Kehausan Ibu Aam untuk terus belajar dan berkembang tak pernah padam. Beliau mengikuti lomba blog PGRI dan berhasil meraih juara 1 tingkat nasional. Prestasi ini mengantarkannya pada penerbitan buku ketiganya berjudul "Bloger Inspiratif".
Kemampuan Ibu Aam tak hanya terbatas pada menulis. Beliau dipercaya oleh muridnya, Juminah, untuk mengedit naskah novel setebal 300 halaman. Kesabaran dan keuletannya dalam menyusun cerita tersebut menghasilkan novel berjudul "Seindah Takdir Cinta", yang menjadi novel pertama hasil karyanya sebagai editor.
 
Dari Editor Novel Menjadi Penulis Inspiratif
            Kisah Ibu Aam Nurhasanah tak berhenti pada kesuksesannya sebagai editor novel. Beliau terus berkarya dan mendapatkan pengakuan dari rekan-rekannya di dunia menulis. Banyak yang meminta jasanya untuk mengedit hasil resumen di kelas "Belajar Menulis". Hal ini menunjukkan kepercayaan dan kekaguman mereka terhadap kemampuan Ibu Aam.
Sepertinya, bagi Ibu Aam, perjalanan panjang tanpa diabadikan dalam buku terasa kurang lengkap. Pada awal Januari 2021, beliau kembali menerbitkan buku solo keempatnya yang berjudul "Rajin Menulis Berbuah Manis". Buku ini menceritakan kisah inspiratifnya dalam dunia menulis, penuh dengan lika-liku dan perjuangan yang tak henti.
Perjalanan Ibu Aam untuk mencapai posisinya saat ini tidaklah mudah. Beliau telah melalui banyak rintangan dan hambatan, namun berkat dorongan dan kerja kerasnya yang luar biasa, beliau berhasil mengantarkan dirinya ke fase yang gemilang.
 
Kesimpulan
            Kisah Ibu Aam Nurhasanah adalah contoh nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, kita dapat meraih mimpi dan menginspirasi banyak orang. Beliau adalah sosok yang patut diteladani, tidak hanya dalam dedikasinya sebagai penulis, tetapi juga dalam kegigihannya dalam mencapai cita-cita.
Semoga semangat Ibu Aam yang luar biasa dapat mengantarkan Anda untuk mengikuti jejaknya dan meraih kesuksesan di dunia menulis. Teruslah berkarya, jangan pernah menyerah, dan percaya pada kemampuan Anda.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersungkur dan Tersingkir

Tersungkur dan Tersingkir  Oleh : Asep Saepul Adha  Suasana subuh untuk muhasabah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung. Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.  Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan. Namun, ketika men...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...

Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribadat

  Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribad at Oleh : Asep Saepul Adha Di pagi yang masih malam, ketika kegelapan masih menyelimuti langit, suasana subuh yang syahdu mulai menjalar. Udara sejuk merangkum bumi dalam dekapannya yang tenang. Suasana sunyi hampir meresap ke dalam jiwa, seolah alam memohon untuk sejenak merenungi keindahan ciptaan-Nya. Seperti biasanya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang kami membaca beberapa ayat Al Qur'an, sesuai kata pak ustadz "nggak banyak juga nggak apa-apa, asal dawam/konsisten. Menjelang adzan saya berangkat ke mesjid. Terlihat di ufuk timur, gumpalan awan mulai terpilin oleh jari-jemari mentari yang hendak muncul. Cahaya merah keemasan membelai langit, mengumbar harapan bagi hari yang akan datang. Diiringi gemericik air mancur dari kolam ikan memecah kesunyian, mengajak jiwa untuk berlayar dalam ketenangan, aku melangkah menuju garasi mengambil motor kemudian berangkat ke Masjid untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah,...