Tersungkur dan Tersingkir
Oleh : Asep Saepul Adha
Suasana subuh untuk muhasabah
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung.
Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.
Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan.
Namun, ketika menghadapi kesulitan, keadaan akan berbalik. Orang-orang yang dulunya dekat mungkin mulai menjauh ketika seseorang tersungkur, dari kantor tersingkir, kekayaan atau kesehatan menurun. Bahkan saudara kandung atau kerabat dekat sering kali menolak untuk berpartisipasi dalam situasi seperti ini. Mereka takut terbebani atau tidak nyaman menghadapi kesulitan orang tersebut.
Ini adalah bukti betapa sensitifnya hubungan antar manusia terhadap perubahan situasi. Situasi yang menguntungkan seringkali dikaitkan dengan tindakan baik dan perhatian. Namun, solidaritas dan kepedulian sejati baru benar-benar diuji dalam masa-masa sulit.
Perhatikan bagaimana mereka bertindak saat kita berada dalam situasi sulit, seperti ketika kita tidak memiliki apa-apa atau tidak sehat. Ini akan menunjukkan siapa teman sejati kita. Kemurnian niat dan ketulusan hati seseorang akan terlihat dengan jelas di masa-masa sulit ini.
Ketika kita menghadapi kesulitan, teman sejati tidak akan menjauh atau menghilang. Mereka akan tetap berada di sisi kita, mendukung dan membantu kita tanpa pamrih. Kesetiaan mereka tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi.
Dalam masa-masa sulit, teman sejati menunjukkan perhatian dan komitmen mereka. Mereka tidak hanya hadir saat kita berada di puncak, tetapi mereka juga hadir saat kita jatuh tersungkur dan memerlukan dukungan. Teman sejati setia dan peduli pada kita saat kita tersingkir, tanpa memandang keadaan kita, dan itulah yang membuat persahabatan kita berharga.
Keren pal Asep
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung 🙏
HapusInspiratif selalu tulisannya Kang Asep
BalasHapusCuma iseng saja Teh 🙏
HapusBegitulah kehidupan seperti Rida berputar. Si kaya harusnya membantu ai miskin
BalasHapusIya, kadang mereka lupa dari mana harta yang dia miliki, sehingga mereka pelit 🫢🫢
HapuseM A MA eN =MAN Te A ta eF=TAF
BalasHapusM
A
N
T
A
F
Hehehehe
HapusGreat job! Jangan berhenti belajar karena kehidupan pun tidak berhenti memberi kita pelajaran, sabar dengan kapasitas akbar, carilah minimal 70 alasan untuk selalu menghindari over thinking terhadap sesama insan.
BalasHapusIn sya Allah sabar kok
Hapus