Langsung ke konten utama

Jangan Terpaku pada Pandangan Orang Lain

 Jangan Terpaku pada Pandangan Orang Lain

Oleh : Asep Saepul Adha 

Di tengah kesibukan dunia, di antara hiruk pikuk aktivitas yang tak pernah berhenti, kita seringkali lupa untuk berhenti sejenak dan merenungkan diri. Padahal, di balik segala gerak langkah kita, ada sepasang mata yang senantiasa mengamati setiap tindakan, sepasang telinga yang selalu mendengarkan setiap kata, dan sepasang hati yang tak henti-hentinya menilai setiap niat dan perbuatan. Mereka adalah pengawas dan penilai diri kita, hadir tanpa kita minta dan tanpa memerlukan imbalan. 

Mereka ini adalah bagian dari diri kita yang paling dalam, yang menyimpan kesadaran dan nurani. Di saat kita terlalu sibuk mengejar dunia, mereka tetap setia mengingatkan kita akan esensi kehidupan. Mereka yang tak terlihat namun selalu ada, mengajari kita untuk selalu jujur pada diri sendiri dan bertindak dengan bijaksana. Mari, di tengah segala kesibukan ini, kita luangkan waktu sejenak untuk mendengarkan suara mereka, untuk merenungkan apa yang telah kita lakukan dan kemana kita ingin melangkah.

Komentar Tak Terhindarkan

Di saat kita kurang beruntung, mereka mencap kita pemalas. Saat kita kaya raya, mereka menuding kita sombong dan pelit. Di kala kita bangkrut, mereka menertawakan kebodohan dan royalitas kita yang berlebihan. Apapun kondisi kita, komentar orang lain takkan pernah lepas dari kehidupan.

Di balik setiap pencapaian dan kegagalan, selalu ada suara-suara yang mencoba menilai dan menghakimi. Mereka yang tak mengenal perjuangan kita, mudah saja melabeli dengan stereotip dan prasangka. Ketika kita berusaha keras namun belum berhasil, kita dicap sebagai orang yang tidak berusaha cukup keras. Saat kita menikmati hasil kerja keras kita, kita dikritik karena dianggap tidak peduli pada orang lain. Dan ketika kita jatuh, mereka bersorak melihat kesalahan yang kita buat, seolah-olah kebodohan itu adalah hiburan bagi mereka.

Namun, di tengah segala suara yang berusaha mempengaruhi kita, penting untuk ingat bahwa nilai diri kita tidak ditentukan oleh penilaian orang lain. Komentar mereka adalah cerminan dari persepsi mereka sendiri, bukan kebenaran absolut tentang siapa kita. Kita yang lebih memahami jalan hidup kita sendiri, perjuangan, pengorbanan, dan niat baik yang melandasi setiap langkah kita. Mari terus melangkah dengan keyakinan dan integritas, karena yang paling penting adalah bagaimana kita memandang dan menilai diri kita sendiri.

Menjalani Kehidupan dengan Keinginan Sendiri

Sebagai makhluk sosial, kita tak dapat menghindari interaksi dan komentar dari orang lain. Setiap hari, kita berhadapan dengan berbagai opini dan penilaian yang sering kali datang tanpa diminta. Kita yang menjalani hidup, Allah yang menentukan takdir, dan orang lain yang mengomentari. Meski demikian, penting untuk tidak membiarkan omongan mereka merenggut kebahagiaanmu.

Dalam setiap langkah, kita dihadapkan pada pilihan: apakah kita akan terpengaruh oleh kata-kata orang lain atau tetap fokus pada tujuan dan impian kita sendiri. Kehidupan ini adalah milik kita, dan hanya kita yang benar-benar tahu apa yang terbaik untuk diri kita sendiri. Komentar dan penilaian dari orang lain adalah bagian dari dinamika sosial, namun bukan berarti mereka harus mendikte arah hidup kita.

Fokuslah pada apa yang kamu inginkan, jalani hidup sesuai keinginanmu sendiri. Dengarkan hatimu dan percayalah pada kemampuanmu. Biarkan keyakinan dan keinginanmu menjadi kompas yang menuntunmu melalui segala rintangan. Dengan begitu, kamu dapat meraih kebahagiaan sejati yang lahir dari ketulusan dan keberanian untuk hidup sesuai dengan dirimu sendiri.

Belajar dari Kegagalan dan Kekecewaan

Hidup tak selalu mulus, kegagalan dan kekecewaan adalah bagian dari proses pembelajaran. Setiap rintangan yang kita hadapi merupakan kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Bersyukurlah atas setiap rintangan, karena di baliknya tersembunyi hikmah dan pelajaran berharga.

Saat kita terjatuh, ingatlah bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Ia adalah guru yang mengajarkan kita untuk bangkit lebih kuat, untuk merenungkan kembali langkah-langkah kita, dan untuk memperbaiki diri. Dalam setiap cobaan, ada kekuatan yang bisa kita temukan, ada kebijaksanaan yang bisa kita gali.

Kerja keras, perjuangan, ketekunan, dan kesungguhan adalah kunci untuk mencapai cita-cita. Tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan. Setiap upaya yang kita lakukan, setiap keringat yang kita teteskan, adalah investasi yang akan membawa kita lebih dekat pada impian kita. Jangan takut pada kegagalan, karena di balik setiap kegagalan, ada peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar. Teruslah berjuang dengan hati yang teguh dan semangat yang tak pernah pudar, karena di akhir perjalanan, keberhasilan akan menjadi milik mereka yang pantang menyerah.

Syukur dan Ridlo

Tak hanya usaha yang menentukan hasil, tapi juga kesungguhan dan rasa syukur dalam doa. Di balik setiap langkah yang kita ambil dan setiap tujuan yang kita kejar, ada kekuatan yang lebih besar yang mengarahkan dan menentukan jalan hidup kita. Kesungguhan dalam usaha adalah penting, tetapi ketulusan dalam berdoa dan rasa syukur atas setiap nikmat juga memainkan peran yang tak kalah besar.

Dalam setiap doa yang kita panjatkan, ada harapan dan keyakinan bahwa Allah selalu mendengar dan memberikan yang terbaik untuk kita. Rasa syukur adalah wujud penerimaan atas segala ketentuan-Nya, baik suka maupun duka. Dengan bersyukur, kita mengakui bahwa setiap pemberian adalah bagian dari rencana-Nya yang sempurna.

Semoga Allah selalu membimbing kita untuk senantiasa bersyukur dan ridlo atas ketentuan-Nya dalam kehidupan. Dengan begitu, hati kita akan senantiasa tenang, dan langkah kita akan semakin mantap. Berdoalah dengan penuh keyakinan, berusahalah dengan penuh kesungguhan, dan bersyukurlah dengan sepenuh hati. Karena dalam keseimbangan inilah, kita akan menemukan kedamaian dan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan.

Kesimpulan

Tulisan ini mengajak kita untuk merenungkan makna hidup, belajar dari komentar orang lain, dan menjalani hidup dengan fokus pada keinginan sendiri. Ingatlah bahwa kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran, dan Allah selalu bersama kita dalam suka dan duka.

Komentar

  1. Terima kasih artikel yang bermanfaat

    BalasHapus
  2. Masya Allah tabaarakallah, abaikan suara-suara sumbang itu, fokus pada satu tujuan yaitu mardhatillah. Hayaatuna kulluhaa 'ibaadah ( Ali bin Abi Thalib)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersungkur dan Tersingkir

Tersungkur dan Tersingkir  Oleh : Asep Saepul Adha  Suasana subuh untuk muhasabah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung. Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.  Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan. Namun, ketika men...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...

Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribadat

  Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribad at Oleh : Asep Saepul Adha Di pagi yang masih malam, ketika kegelapan masih menyelimuti langit, suasana subuh yang syahdu mulai menjalar. Udara sejuk merangkum bumi dalam dekapannya yang tenang. Suasana sunyi hampir meresap ke dalam jiwa, seolah alam memohon untuk sejenak merenungi keindahan ciptaan-Nya. Seperti biasanya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang kami membaca beberapa ayat Al Qur'an, sesuai kata pak ustadz "nggak banyak juga nggak apa-apa, asal dawam/konsisten. Menjelang adzan saya berangkat ke mesjid. Terlihat di ufuk timur, gumpalan awan mulai terpilin oleh jari-jemari mentari yang hendak muncul. Cahaya merah keemasan membelai langit, mengumbar harapan bagi hari yang akan datang. Diiringi gemericik air mancur dari kolam ikan memecah kesunyian, mengajak jiwa untuk berlayar dalam ketenangan, aku melangkah menuju garasi mengambil motor kemudian berangkat ke Masjid untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah,...