Langsung ke konten utama

Menulis Puisi

 Menulis Puisi

Puisi adalah jenis ekspresi seni yang menggunakan bahasa untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan pengalaman dengan cara yang estetis dan bermakna. Untuk meninggalkan kesan yang mendalam pada pembaca atau pendengar, puisi sering menggunakan gaya bahasa yang khas, seperti metafora, simile, dan aliterasi.

Dalam puisi, keindahan bunyi, irama, dan makna lebih penting daripada norma tata bahasa. Penyair berusaha menyampaikan emosi dan ide dengan cara yang ringkas dan penuh makna, sering kali dengan hanya beberapa kata.

            Puisi telah menjadi bagian penting dari berbagai budaya di seluruh dunia sejak lama. Ia digunakan untuk mengungkapkan cinta, menceritakan kisah, merayakan peristiwa penting, dan bahkan untuk menyampaikan kritik sosial dan politik. Puisi memungkinkan penyair untuk mengekspresikan dirinya dengan cara yang unik melalui kebebasan bermain kata dan strukturnya.

A.  Pengertian Puisi

Puisi pada dasarnya adalah media yang menciptakan hubungan antara kata-kata dan pengalaman manusia yang universal, memungkinkan kita untuk melihat dunia melalui lensa yang lebih intim dan emosional.

Puisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah jenis sastra yang ditandai dengan penggunaan bahasa yang terikat oleh irama, matra, rima, dan penyusunan larik dan bait. Puisi adalah gubahan dalam bahasa yang disusun dengan cermat untuk memperkuat kesadaran pembaca terhadap pengalaman dan memprovokasi tanggapan khusus melalui penataan bunyi, irama, dan makna. Dengan kata lain, sajak adalah istilah lain untuk puisi.

            Puisi, menurut H.B. Jassin, adalah karya sastra yang diungkapkan dengan perasaan dan mengandung pemikiran dan emosi penyair tentang peristiwa atau pengalaman tertentu. Puisi meninggalkan kesan yang mendalam pada pembaca atau pendengarnya.

B.  Jenis Puisi

Puisi terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah puisi lama dan puisi baru.

1.    Puisi Lama

Puisi lama memiliki struktur yang ketat karena terikat oleh aturan tertentu, seperti jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima), dan banyaknya suku kata di tiap baris.

a.    Ciri-ciri Puisi Lama

Puisi lama memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari kategori puisi lainnya, yaitu:

Pertama, puisi lama seringkali tidak memiliki nama pengarangnya karena berasal dari tradisi lisan yang disampaikan dari generasi ke generasi.

Kedua, penyampaian puisi lama dilakukan dari mulut ke mulut, menjadikannya bagian dari sastra lisan yang tersebar luas di masyarakat.

Ketiga, puisi lama sangat terikat pada aturan tertentu, seperti jumlah baris per bait, yang memberikan struktur dan bentuk yang ketat.

b.    Macam-macam Puisi Lama

1)   Pantun

Pantun adalah jenis puisi dengan pola sajak a-b-a-b, dengan setiap bait empat baris dan biasanya terdiri dari 8–12 suku kata. Struktur pantun berbeda, dengan dua baris awal berfungsi sebagai sampiran dan dua baris berikutnya berfungsi sebagai isi.

Contoh pantun nasihat:

Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias akhlak terpuji

Dua baris pertama pantun menampilkan keindahan intan baiduri dan emas permata sebagai sampiran, dan dua baris berikutnya menyampaikan pesan penting tentang keindahan budi bahasa dan akhlak terpuji, memberikan nasihat yang berharga kepada pembaca.

2)   Seloka

Seloka adalah jenis pantun yang memiliki ciri khas berupa bait-bait yang saling berhubungan atau bertautan satu sama lain. Setiap bait dihubungkan secara tematis, menghasilkan alur cerita atau pesan yang lebih luas.  

Contoh seloka:

Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam dan siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang

Setiap bait dalam seloka ini saling berhubungan untuk menceritakan kisah tentang kasih sayang yang begitu kuat sehingga tak terpisahkan siang dan malam, serta dampak emosionalnya.

3)   Talibun

Pantun talibun terdiri dari 6, 8, atau 10 baris per bait, memungkinkan penyair untuk mengembangkan ide atau cerita dengan lebih rinci dan kompleks dibandingkan dengan pantun biasa yang hanya memiliki 4 baris.

Contoh talibun:

Anak orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga
Hendak ke pekan hari tiap senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa
Namun rasanya berlain juga

Meskipun bentuknya mirip, talibun dalam contoh ini menceritakan kisah tentang seseorang yang pergi ke kebun bunga dan pekan setiap senja, dengan penutup yang menunjukkan pesan atau refleksi tentang perbedaan rasa. Struktur yang lebih panjang memungkinkan talibun untuk menyampaikan dengan lebih banyak detail dan nuansa.

2.    Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang tidak diatur oleh aturan. Dibandingkan dengan puisi lama, jumlah baris, suku kata, dan rimanya lebih bebas. Dengan kebebasan ini, penyair dapat lebih bebas mengekspresikan ide dan perasaan mereka tanpa terbatas oleh aturan formal.

a.    Ciri-ciri Puisi Baru

Puisi baru memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari kategori puisi lainnya.

Pertama, puisi baru memiliki bentuk yang teratur dan simetris, dengan setiap baris dan bait disusun secara teratur.

Kedua, puisi baru menunjukkan persajakan akhir yang teratur, yang menjaga keselarasan bunyi di akhir setiap baris. Puisi baru juga dapat menggunakan gaya yang berbeda dari sajak, yang mirip dengan pantun dan syair.

Ketiga, sebagian besar puisi baru terdiri dari empat baris per bait, juga dikenal sebagai "empat seuntai", yang memberikan struktur yang jelas dan konsisten.

b.    Jenis Puisi Baru

Puisi baru memiliki banyak bentuk yang berbeda, dengan masing-masing memiliki ciri dan tujuan unik.           

1)   Balada, adalah jenis puisi yang berisi kisah atau cerita, biasanya berfokus pada satu peristiwa atau alur cerita.

2)   Himne, Puisi pujaan yang disebut himne ditulis untuk menghormati Tuhan, pahlawan, atau tanah air dengan nada yang khidmat dan penuh penghormatan.

3)   Ode, Puisi sanjungan yang ditujukan kepada seseorang yang memiliki prestasi tertentu disebut ode. Puisi ini tidak hanya menyanjung individu tertentu, tetapi juga memiliki nada dan gaya yang sangat formal.

4)   Epigram, Puisi yang disebut epigram menyampaikan pesan moral kepada pembacanya tentang nilai-nilai hidup.

5)   Romansa, Puisi romantis yang menggambarkan emosi cinta dan romantisme.

6) Elegi, adalah Puisi yang berisi ratap tangis atau kesedihan, yang sering digunakan untuk mengungkapkan duka cita dan kehilangan disebut elegi.

7) Satire, adalah puisi yang menggunakan bahasa yang tajam dan ironis untuk mengomentari atau mengkritik situasi atau tindakan tertentu.

Penutup

Demikianlah pembahasan kita mengenai puisi, baik puisi lama maupun puisi baru. Puisi lama dengan kekayaan tradisinya mengajarkan kita tentang nilai-nilai kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Sementara itu, puisi baru membawa angin segar dengan inovasi dan keberaniannya mengungkapkan perasaan dan pikiran yang lebih kontemporer.

Semoga apa yang telah kita bahas ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi kita semua untuk lebih menghargai dan mendalami dunia puisi. Mari kita terus mencintai dan mendukung karya-karya sastra, agar warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang seiring zaman.

Salam Literasi !

Komentar

  1. Semangat
    Artikelnya semakin ok

    BalasHapus
  2. Masya Allah tabarakallah, tua-tua keladi semakin tua semakin menjadi, tentunya semakin berprestasi dan menebar karya yang bermanfaat, itulah sosok pak ASA Banyuasin, seorang guru bloger dan pembelajar sepanjang hayat.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersungkur dan Tersingkir

Tersungkur dan Tersingkir  Oleh : Asep Saepul Adha  Suasana subuh untuk muhasabah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung. Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.  Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan. Namun, ketika men...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...

Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribadat

  Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribad at Oleh : Asep Saepul Adha Di pagi yang masih malam, ketika kegelapan masih menyelimuti langit, suasana subuh yang syahdu mulai menjalar. Udara sejuk merangkum bumi dalam dekapannya yang tenang. Suasana sunyi hampir meresap ke dalam jiwa, seolah alam memohon untuk sejenak merenungi keindahan ciptaan-Nya. Seperti biasanya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang kami membaca beberapa ayat Al Qur'an, sesuai kata pak ustadz "nggak banyak juga nggak apa-apa, asal dawam/konsisten. Menjelang adzan saya berangkat ke mesjid. Terlihat di ufuk timur, gumpalan awan mulai terpilin oleh jari-jemari mentari yang hendak muncul. Cahaya merah keemasan membelai langit, mengumbar harapan bagi hari yang akan datang. Diiringi gemericik air mancur dari kolam ikan memecah kesunyian, mengajak jiwa untuk berlayar dalam ketenangan, aku melangkah menuju garasi mengambil motor kemudian berangkat ke Masjid untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah,...