Langsung ke konten utama

Rezeki dan Sifat Qana'ah

 Rezeki dan Sifat Qana'ah 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW menyampaikan pesan yang penuh makna tentang rezeki dan sifat qanaah. Beliau bersabda:

"Sungguh beruntung seorang muslim yang diberi rezeki cukup sesuai kebutuhan, lalu Allah Subhanahu wata'ala menganugerahkan sifat qanaah (menerima dengan ridha) apa yang Allah berikan kepadanya." (HR. Muslim No.1054)

Hadits ini mengandung pelajaran penting bagi kita semua, terutama tentang cara kita memperlakukan rezeki yang diberikan Allah SWT. Orang-orang yang beruntung dalam iman adalah mereka yang: 

Mendapat rezeki yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Tidak perlu banyak rezeki, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, dan papan. 

Diberikan sifat qanaah, yang berarti bersyukur atas apa yang kita miliki dan menerimanya dengan ikhlas. Orang yang memiliki sifat ini tidak pernah merasa kekurangan, karena mereka selalu bersyukur atas apa yang mereka miliki.

Bagi orang yang memiliki dua hal tersebut, mereka sungguh beruntung. Mengapa? Karena mereka telah terhindar dari dua penyakit berbahaya, yaitu:

Sifat tamak. Sifat tamak selalu ingin memiliki lebih banyak, tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki. Sifat ini dapat menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan dosa, seperti korupsi, mencuri, dan merampok.

Sifat kufur. Sifat kufur tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Orang yang kufur akan selalu merasa kurang dan tidak pernah bahagia.

Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk menjadi muslim yang beruntung dengan selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT dan menumbuhkan sifat qanaah dalam diri kita. Dengan cara ini, kita akan hidup dengan tenang dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersungkur dan Tersingkir

Tersungkur dan Tersingkir  Oleh : Asep Saepul Adha  Suasana subuh untuk muhasabah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung. Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.  Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan. Namun, ketika men...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...

Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribadat

  Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribad at Oleh : Asep Saepul Adha Di pagi yang masih malam, ketika kegelapan masih menyelimuti langit, suasana subuh yang syahdu mulai menjalar. Udara sejuk merangkum bumi dalam dekapannya yang tenang. Suasana sunyi hampir meresap ke dalam jiwa, seolah alam memohon untuk sejenak merenungi keindahan ciptaan-Nya. Seperti biasanya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang kami membaca beberapa ayat Al Qur'an, sesuai kata pak ustadz "nggak banyak juga nggak apa-apa, asal dawam/konsisten. Menjelang adzan saya berangkat ke mesjid. Terlihat di ufuk timur, gumpalan awan mulai terpilin oleh jari-jemari mentari yang hendak muncul. Cahaya merah keemasan membelai langit, mengumbar harapan bagi hari yang akan datang. Diiringi gemericik air mancur dari kolam ikan memecah kesunyian, mengajak jiwa untuk berlayar dalam ketenangan, aku melangkah menuju garasi mengambil motor kemudian berangkat ke Masjid untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah,...