Langsung ke konten utama

Mengingat Kematian, Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Mengingat Kematian, Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Fajar menyingsing, menyingkap lembaran baru kehidupan. Cahaya mentari menyinari bumi, membangkitkan semangat dan harapan. Namun, di balik keindahan alam yang fana ini, terdapat satu kenyataan yang tak terelakkan, kematian. Rasulullah SAW bersabda, 

اَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : اَلْمَوْتِ (رواه الترمذي والنسائي وصححه ابن حبان)

“Perbanyaklah mengingat pemutus keledzatan (kematian).” (HR An-Nasai). Ajakan ini mengajak kita untuk selalu mengingat akhir dari segala sesuatu, sebagai pengingat akan kehidupan yang sesungguhnya.


Imam Qurtubi, mengutip dari Ad-daqqoq, menjelaskan bahwa bagi mereka yang senantiasa mengingat kematian akan memperoleh tiga keutamaan. Pertama, mereka akan selalu bersegera bertaubat. Kesadaran akan kematian membuat seseorang menyadari segala kesalahan yang pernah dilakukan dan mendorongnya untuk segera kembali kepada Allah SWT. Kedua, hati mereka akan menjadi qana'ah, merasa cukup dan lapang menerima segala rezeki yang diberikan Allah. Mereka tidak akan terus-menerus merasa kurang dan terjebak dalam perlombaan duniawi. Ketiga, mereka akan menjadi lebih semangat dan rajin dalam beribadah. Dengan mengingat kematian, seseorang akan semakin menghargai waktu yang singkat di dunia ini dan berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Sebaliknya, bagi mereka yang melupakan kematian, akan mendapatkan tiga akibat yang menyedihkan. Pertama, mereka akan menunda-nunda taubat. Tanpa kesadaran akan kematian, seseorang cenderung menunda-nunda untuk memperbaiki diri dan terus terjebak dalam perbuatan dosa. Kedua, mereka tidak akan pernah merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki. Kehidupan duniawi menjadi tujuan utama mereka, sehingga mereka terus mengejar harta, tahta, dan pujian. Ketiga, mereka akan menjadi malas dalam beribadah. Tanpa motivasi yang kuat, ibadah hanya menjadi rutinitas yang membosankan.


Mengapa Mengingat Kematian Begitu Penting?

Mengingat kematian bukan berarti membuat kita menjadi pesimis atau takut hidup. Justru sebaliknya, dengan selalu mengingat kematian, kita akan lebih menghargai setiap detik kehidupan yang kita miliki. Kita akan lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, yaitu hubungan kita dengan Allah SWT dan sesama manusia. Selain itu, mengingat kematian juga dapat menjadi motivasi untuk terus berbuat kebaikan dan menghindari perbuatan buruk.


Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk dapat mengimplementasikan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:

1. Membaca ayat-ayat Al-Quran tentang kematian

Dengan membaca ayat-ayat Al-Quran tentang kematian, kita akan semakin memahami betapa pentingnya mengingat kematian.

2. Menghadiri majelis ilmu Mendengarkan ceramah tentang kematian dapat menambah wawasan kita tentang kematian dan memberikan motivasi untuk terus berbuat baik.

3. Berziarah ke kuburan

Berziarah ke kuburan dapat mengingatkan kita akan fana-nya kehidupan dunia dan mendorong kita untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.

4. Berbuat baik kepada sesama Dengan berbuat baik kepada sesama, kita telah menanam kebaikan yang akan menjadi bekal kita di akhirat.


Kesimpulan

Mengingat kematian adalah sebuah keniscayaan yang harus kita hadapi. Dengan selalu mengingat kematian, kita akan hidup lebih berarti dan bahagia. Mari kita jadikan ajakan Rasulullah SAW untuk selalu mengingat kematian sebagai motivasi untuk terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tauhid, Akar dari Segala Ketenangan

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28) Kebahagiaan sejati bukan sekadar tawa di wajah, melainkan keriangan yang tumbuh dari hati yang menghayati kebenaran. Ia hadir sebagai kelapangan dada yang lahir dari prinsip hidup yang teguh dan dijadikan pedoman dalam setiap langkah. Kebahagiaan juga bermuara pada ketenangan jiwa, ketika seseorang dikelilingi oleh kebaikan, melihat cahaya harapan dalam sekitarnya, dan merasakan kehadiran nilai-nilai yang meneduhkan. Maka, kebahagiaan bukan dicari di luar, tetapi ditemukan dalam kedalaman hati yang jujur, lapang, dan penuh syukur. Ada yang memiliki harta, tapi tetap gelisah. Ada yang meraih jabatan tinggi, tapi merasa hampa. Ada pula yang memiliki banyak teman, tapi hatinya terasa sepi. Mengapa begitu? Karena kebahagiaan sejati bukan terletak pada apa yang kita miliki, tetapi pada siapa yang menguasai hati kita. Dalam bu...

MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK

MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK Flyer Pertemuan Ke-1 Literasi digital adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan media digital secara bijak dan efektif, yang mencakup pemanfaatan berbagai alat komunikasi, jaringan internet, dan teknologi digital lainnya untuk mengakses, memahami, mengolah, dan menyebarkan informasi. Orang yang memiliki literasi digital yang baik mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, berpikir kritis terhadap konten digital, dan memiliki kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi secara efektif. Di era sekarang ini, teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak bisa lagi menghindar dari kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat. Hampir semua aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, komunikasi, hingga layanan publik, telah terkoneksi dan mengalami digitalisasi. Teknologi hadir untuk memudahkan aktivitas kita, memberikan efisiensi, serta mem...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...