Langsung ke konten utama

Kelola Jejak Digital yang Baik


Flyer Pertemuan Ke-2

Segala informasi yang kita tinggalkan di internet, baik dengan sengaja maupun tidak, disebut jejak digital. Ini terjadi secara otomatis setiap kali kita melakukan sesuatu di internet, seperti berinteraksi di media sosial, berbelanja online, atau mengunjungi situs web.
Posting di media sosial adalah contoh jejak digital. Jejak yang kita tinggalkan dengan membagikan foto, video, status, atau komentar menjadi bagian dari identitas digital kita. Bahkan aktivitas kecil seperti menyukai atau membagikan konten dengan orang lain juga menambahkan jejak.
Riwayat pencarian, yaitu jejak kata-kata atau topik yang kita cari melalui mesin pencari, adalah contoh jejak digital yang mencakup riwayat aktivitas kita di internet selain apa yang kita bagikan secara langsung. Jejak digital lainnya juga dapat berasal dari komentar di blog atau forum, berupa pendapat atau tanggapan yang kita berikan, email, dan data lokasi, yaitu informasi tentang lokasi yang kita kunjungi melalui perangkat mobile kita.

Mengapa Jejak Digital Dianggap Penting?

Jejak digital berdampak nyata pada kehidupan kita. Sebagai contoh, perusahaan sering memeriksa jejak digital calon karyawan untuk mengetahui aktivitas dan kepribadian mereka di internet sebelum memutuskan untuk merekrut mereka. Namun, jejak digital memiliki efek negatif karena dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bersalah, seperti mencuri identitas atau menyalahgunakan informasi pribadi. Oleh karena itu, kita harus lebih cerdas dan berhati-hati saat berinteraksi di internet.
Jejak digital mencakup semua rekam data yang ditinggalkan seseorang saat berselancar di internet. Jejak ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti unggahan di media sosial yang terdiri dari foto, video, atau status; ulasan di forum yang menyampaikan pendapat atau pengalaman pribadi; atau aktivitas berbelanja di situs web e-commerce yang mencatat preferensi pelanggan dan riwayat pembelian mereka. 
Sangat menarik bahwa tidak semua jejak digital dibuang secara sadar. Kadang-kadang, orang menggunakan internet tanpa disadari meninggalkan rekaman digital, seperti ketika mereka mengklik tautan atau mengizinkan akses data lokasi pada perangkat mereka. Hal ini menunjukkan betapa mudahnya jejak digital terbentuk dalam kehidupan sehari-hari kita dengan teknologi digital.
Jejak digital dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jejak digital aktif dan jejak digital pasif.
Jejak digital aktif adalah informasi yang sengaja dibagikan oleh pengguna saat beraktivitas di internet. Contoh jejak digital aktif termasuk postingan di media sosial seperti status, foto, atau video, komentar yang ditulis di blog atau forum, dan profil online yang dibuat dan diisi secara sukarela. Pengguna tahu dan ingin membagikan informasi ini.
Jejak Digital Pasif, di sisi lain, adalah data yang dikumpulkan tanpa disadari pengguna. Contohnya termasuk pola pencarian yang dicatat oleh mesin pencari, data lokasi geografis yang dikumpulkan saat menggunakan perangkat mobile, dan pelacakan cookie yang merekam aktivitas pengguna di situs web. Kebiasaan online tanpa interaksi langsung pengguna sering menyebabkan jejak pasif ini.
Kedua jenis jejak digital ini sama-sama membentuk identitas digital seseorang di internet dan memiliki pengaruh besar pada kehidupan kontemporer.

Mengelola Jejak Digital dengan Bijak

Di era internet saat ini, jejak yang kita tinggalkan di internet memiliki dampak besar pada reputasi dan kehidupan kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengelola jejak digital kita dengan bijak agar kita dapat membangun citra yang positif dan menjaga privasi kita dengan baik. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola jejak digital dengan benar, menurut Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.:
Pertama, postinglah hal-hal baik, seperti prestasi dan karya yang dapat menginspirasi dan membantu orang lain. Hal ini akan membantu menumbuhkan keyakinan positif tentang diri kita sendiri dan menunjukkan apa yang telah kita lakukan untuk masyarakat. 
Namun, sangat penting untuk menghindari memposting data diri, kartu identitas, atau informasi sensitif lainnya yang dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hak privasi harus dilindungi. 
Selanjutnya, hindari juga menghujat, menghina, atau melecehkan seseorang di media sosial. Orang lain dapat dipengaruhi secara langsung oleh apa yang kita tulis. Jadi, jaga etika dan rasa hormat saat berinteraksi secara online. 
Selain itu, penting untuk stop oversharing (menghindari berbagi terlalu banyak). Sangat penting untuk mempertimbangkan dengan cermat apakah sesuatu harus diposting atau tidak. Tidak perlu mengungkapkan semua momen pribadi Anda, karena ada beberapa hal yang lebih baik disimpan untuk diri sendiri. 
Hapus komentar atau riwayat buruk yang dapat merusak reputasi. Kita memiliki kontrol penuh atas profil kita, dan menghapus hal-hal yang tidak menyenangkan akan membantu menjaga citra diri yang baik. 
Terakhir, pastikan untuk menghapus semua cookie yang dapat melacak aktivitas internet kita. Ini adalah langkah penting dalam melindungi privasi dan mencegah penyalahgunaan data pribadi.
Dengan mengikuti langkah-langkah yang disarankan oleh Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd., kita dapat mengelola jejak digital kita dengan lebih bijak, memastikan bahwa kehadiran kita di internet mencerminkan siapa kita sebenarnya, dan menjaga keamanan dan privasi kita di sana.

Dampak Negatif dari Jejak Digital yang Buruk 

Dampak jangka panjang dari jejak digital yang buruk dapat merusak kehidupan pribadi dan profesional kita. Menurut Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd., berikut adalah beberapa efek negatif yang dapat terjadi jika kita lalai mengelola jejak digital kita: 
Pertama, kerusakan reputasi. Ketika konten negatif atau memalukan diunggah di internet, itu dapat merusak reputasi Anda di mata orang lain, baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi. Apa yang kita bagikan di media sosial dapat bertahan lama dan mempengaruhi pandangan orang tentang kita, meskipun kita berusaha menghapusnya. 
Kedua, peluang yang hilang. Sekarang, banyak organisasi memeriksa data digital calon karyawan dan mahasiswa. Jika mereka menemukan bahwa konten tidak pantas atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip mereka, kesempatan penting seperti pekerjaan atau kesempatan pendidikan bisa hilang begitu saja.
Selain itu, penipuan dan kejahatan. Jika Anda secara sembarangan atau tidak hati-hati memberikan informasi pribadi di internet, itu dapat membuka peluang bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyalahgunakannya. Saat kita lengah untuk berbagi informasi penting, penipuan, pencurian identitas, atau kejahatan lainnya bisa terjadi. 
Selain itu, riwayat digital yang buruk dapat membuat seseorang menjadi sasaran cyberbullying. Serangan verbal atau pelecehan online dapat mengganggu kesehatan mental korban karena ucapan atau tindakan yang tersebar di internet. Cyberbullying dapat menyebabkan depresi, kecemasan, bahkan gangguan psikologis yang lebih parah. 
Terakhir, namun tidak kalah penting, jejak digital negatif dapat menyebabkan kesulitan saat mencari pekerjaan. Banyak bisnis sekarang menggunakan media sosial untuk menilai kandidat karyawan. Jika rekaman digital seseorang penuh dengan konten yang tidak profesional atau kontroversial, hal ini dapat menjadi hambatan besar untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. 
Mengingat konsekuensi negatif ini, penting bagi kita untuk menjaga dan mengelola jejak digital kita dengan hati-hati untuk melindungi privasi dan reputasi kita serta kesempatan di masa depan.

Komentar

  1. mantap resumenya, klik https://video.kompasiana.com/omjaylabs/676156fb34777c28210d5a14/pertemuan-kedua-diklat-gmld-kelola-jejak-digital-yang-baik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tauhid, Akar dari Segala Ketenangan

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28) Kebahagiaan sejati bukan sekadar tawa di wajah, melainkan keriangan yang tumbuh dari hati yang menghayati kebenaran. Ia hadir sebagai kelapangan dada yang lahir dari prinsip hidup yang teguh dan dijadikan pedoman dalam setiap langkah. Kebahagiaan juga bermuara pada ketenangan jiwa, ketika seseorang dikelilingi oleh kebaikan, melihat cahaya harapan dalam sekitarnya, dan merasakan kehadiran nilai-nilai yang meneduhkan. Maka, kebahagiaan bukan dicari di luar, tetapi ditemukan dalam kedalaman hati yang jujur, lapang, dan penuh syukur. Ada yang memiliki harta, tapi tetap gelisah. Ada yang meraih jabatan tinggi, tapi merasa hampa. Ada pula yang memiliki banyak teman, tapi hatinya terasa sepi. Mengapa begitu? Karena kebahagiaan sejati bukan terletak pada apa yang kita miliki, tetapi pada siapa yang menguasai hati kita. Dalam bu...

MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK

MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK Flyer Pertemuan Ke-1 Literasi digital adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan media digital secara bijak dan efektif, yang mencakup pemanfaatan berbagai alat komunikasi, jaringan internet, dan teknologi digital lainnya untuk mengakses, memahami, mengolah, dan menyebarkan informasi. Orang yang memiliki literasi digital yang baik mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, berpikir kritis terhadap konten digital, dan memiliki kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi secara efektif. Di era sekarang ini, teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak bisa lagi menghindar dari kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat. Hampir semua aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, komunikasi, hingga layanan publik, telah terkoneksi dan mengalami digitalisasi. Teknologi hadir untuk memudahkan aktivitas kita, memberikan efisiensi, serta mem...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...