Langsung ke konten utama

Yuk Cegah Cyberbullying

Flyer Pertemuan Ke-4 GMLD Angkatan IV
            Perilaku agresif yang berulang yang dilakukan secara sengaja dan tidak seimbang antara pelaku dan korban dikenal sebagai bullying. Kekerasan ini dapat berupa kekerasan fisik, verbal, emosional, atau bahkan digital yang dilakukan melalui media sosial dan teknologi.
Fenomena ini sering terjadi di tempat seperti sekolah, tempat kerja, atau komunitas, dan semua orang bertanggung jawab untuk membuat lingkungan yang aman, saling menghormati, dan bebas dari kekerasan.
Cyberbullying terjadi ketika intimidasi dilakukan melalui platform digital atau teknologi seperti media sosial, pesan instan, email, atau forum online. Cyberbullying terjadi di internet, sehingga sangat sulit untuk dihapus sepenuhnya.
Siapa pelaku bullying?
Pelaku bullying biasanya adalah orang yang memiliki kebutuhan untuk merasa lebih baik atau mengendalikan orang lain; orang-orang ini dapat berasal dari berbagai latar belakang dan motivasi. Mereka dapat ditemukan di dunia maya atau di sekolah, tempat kerja, komunitas, dan lain-lain.
Sangat penting untuk meluruskan kesalahpahaman bahwa orang yang melakukan bullying selalu memiliki keuntungan. Faktanya, keinginan untuk mengontrol dan mendominasi orang lain lebih banyak menyebabkan tindakan bullying.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kekuatan fisik, status sosial, atau kecerdasan mereka hanyalah sarana. Mereka sering kali menunjukkan sikap angkuh dan dominan di balik ketidakpercayaan diri mereka sendiri, yang mereka tutupi dengan merendahkan orang lain.
Kapan Cyberbullying dilakukan
Cyberbullying dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Cyberbullying terjadi di dunia maya yang selalu aktif, tidak seperti bullying konvensional yang terjadi di tempat fisik seperti sekolah atau tempat kerja.
Saat pelaku merasa memiliki kesempatan untuk menyerang tanpa pengawasan, seperti di waktu senggang atau larut malam, atau ketika mereka merasa aman di balik anonimitas perangkat digital mereka, tindakan ini biasanya dilakukan. Pelaku dapat melakukan tindakan kapan pun mereka mau dengan akses internet terus-menerus, membuat korban rentan terhadap serangan.
Dimana Cyberbullying Dilakukan
Cyberbullying terjadi di berbagai platform digital yang memungkinkan orang berinteraksi atau berbicara secara online. Media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter sering digunakan oleh pelaku untuk mengirim komentar negatif, menyebarkan fitnah, atau membuat unggahan yang merendahkan.
Selain itu, Cyberbullying juga sering terjadi di aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dan Telegram, melalui pesan pribadi atau grup. Forum, blog, situs web, dan platform game online juga menjadi tempat perilaku ini dapat terjadi, terutama karena anonimitas sering kali melindungi pelaku.
Cyberbullying dapat terjadi di mana saja selama ada koneksi internet.
Bagaimana Cyberbullying Dilakukan
Cyberbullying dilakukan melalui berbagai cara yang memanfaatkan teknologi digital untuk menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi orang lain. Mengirimkan pesan bernada kasar atau menghina melalui media sosial, aplikasi pesan instan, atau email adalah salah satu caranya.
Selain itu, pelaku sering menyebarkan rumor yang tidak benar, foto, atau video yang memalukan untuk mempermalukan korban di tempat umum.
Pencurian identitas digital untuk berpura-pura menjadi korban dan menyebarkan informasi palsu atas nama mereka adalah tindakan lainnya. Pelaku juga dapat secara sengaja membuat seseorang merasa terisolasi dengan mengecualikannya dari grup atau diskusi online.
Cyberbullying dapat terjadi melalui ancaman atau pelecehan berulang, yang membuat korban merasa cemas dan tidak aman. Anonimitas internet sering kali membuat pelaku merasa bebas untuk melakukan semua tindakan ini tanpa takut akan akibatnya.
Dampak Cyberbullying
Korban cyberbullying dapat mengalami konsekuensi yang sangat serius secara emosional, sosial, dan psikologis. Korban merasa diawasi atau diintimidasi sepanjang waktu di internet, yang menyebabkan stres dan kecemasan. Korban dapat mengalami depresi, sebuah kondisi di mana mereka merasa putus asa dan kehilangan semangat hidup jika hal ini dibiarkan berlanjut. 
Cyberbullying juga dapat merusak reputasi korban, terutama jika pelaku menyebarkan informasi yang tidak benar atau memalukan di depan umum. Korban sering merasa malu dan tidak percaya diri, yang membuatnya merasa tidak berdaya atau tidak berharga. Dalam kasus yang lebih parah, korban cyberbullying dapat sampai pada titik di mana mereka merasa tidak dapat mengatasi tekanan tersebut dan bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup mereka.
Karena dampaknya yang begitu besar, penting bagi kita semua untuk memahami dan mengambil langkah-langkah pencegahan serta mendukung korban untuk pulih dari pengalaman traumatis ini.
Bagaiamana Melindungi Diri dari Cyberbullying
Setelah melihat seberapa serius dampaknya, perlu tindakan bijak untuk melindungi diri dari cyberbullying.
Pertama dan terpenting, jangan membalas pesan atau komentar negatif; membalas hanya akan membuat pihak yang bersangkutan lebih senang dan memperpanjang konflik. Selain itu, simpan bukti dalam bentuk salinan pesan atau tangkapan layar untuk digunakan jika diperlukan, terutama dalam hal laporan. 
Laporkan tindakan tersebut kepada penyedia layanan atau platform media sosial yang relevan agar mereka dapat mengambil tindakan terhadap pelaku. Blokir akun pelaku untuk mencegah mereka menghubungi Anda dan mengurangi kemungkinan serangan tambahan. Jangan ragu untuk meminta dukungan dari teman, keluarga, atau ahli untuk membantu Anda mengatasi dampak emosional dari cyberbullying. 
Terakhir, lindungi privasi Anda dengan mengatur pengaturan privasi akun media sosial Anda sehingga hanya orang terpercaya yang dapat mengaksesnya. Langkah-langkah ini akan membantu Anda melindungi diri dan membuat internet lebih aman.
Mari kita cegah Cyberbullying sejak dini dengan menerapkan langkah-langkah yang disarankan oleh Om Jay (Dr. Wijaya Kusuma) melalui konsep CABE, yang mencakup empat pilar utama: Cakap Digital, Aman Digital, Budaya Digital, dan Etika Digital
1.    Cakap Digital, Tingkatkan kemampuan memahami dan menggunakan teknologi secara bijak, agar dapat mengenali dan menghindari potensi ancaman dunia maya. 
2.    Aman Digital, Jaga keamanan data pribadi dan gunakan fitur perlindungan di platform digital untuk melindungi diri dari tindakan yang merugikan. 
3.    Budaya Digital, Bangun kebiasaan positif dalam berinteraksi di dunia maya, seperti menghormati pandangan orang lain dan menghindari tindakan yang dapat melukai perasaan. 
4.    Etika Digital:,Terapkan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aktivitas daring, sehingga kita dapat menciptakan lingkungan digital yang sehat dan inklusif. 
            Dengan mengamalkan resep CABE, kita dapat mencegah dampak negatif Cyberbullying dan menjadikan dunia digital sebagai ruang yang aman, nyaman, dan bermanfaat bagi semua orang.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Om Jay, berkat bimbingan Om Jay selama ini.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersungkur dan Tersingkir

Tersungkur dan Tersingkir  Oleh : Asep Saepul Adha  Suasana subuh untuk muhasabah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka, setiap orang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Orang yang satu memerlukan orang yang lainnya untuk bersosialisasi dan saling mendukung. Orang kaya membutuhkan orang miskin. Orang kaya mungkin memerlukan tenaga kerja, keahlian, atau pandangan yang berbeda dari mereka yang kurang mampu. Di sisi lain, orang miskin mungkin memerlukan bantuan, peluang, atau bimbingan dari mereka yang lebih beruntung secara materi.  Situasi biasanya memengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap orang lain. Banyak orang akan berusaha mendekat dan memikat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berada dalam kondisi yang baik, seperti memiliki kekayaan atau kesehatan yang baik. Mereka tertarik pada aura positif dan prospek keuntungan dari hubungan. Namun, ketika men...

REST AREA

  REST AREA PERJALANAN MANUSIA Oleh Asep Saepul Adha   Rest Area KM456 (Pendopo)  Sumber : https://www.carmudi.co.id/journal/7-rest-area-terbaik-di-tol-trans-jawa/ Perjalan manusia menuju alam akhirat merupakan perjalanan panjang yang akan melewati beberapa alam. Diawali dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzah, sampai pada alam akhirat dengan tujuan akhit di surga atau neraka. Ketika manusia berada di alam dunia maka sesungguhnya baru mencapai separuh perjalan dan diibaratkan sedang mampir sebentar di Rest Area (meminjam istilah perjalan jauh lewat jalan tol) dan untuk melanjutkan perjalan berikutnya maka diperlukan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena ketika ruh kita dipisahkan dari raga (meninggal) maka berakhirlah waktu kita untuk mengumpulkan bekal. Mati adalah suatu keharusan ketika kita akan melakukan perjalan (masuk) ke alam Barzah (alam keempat) yang harus dilalui. Coba perhatikan " Rest Area " berikut R uh sudah menjadi bahasan sejak zama...

Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribadat

  Di Subuh Yang Syahdu, Saat Yang Tepat Untuk Beribad at Oleh : Asep Saepul Adha Di pagi yang masih malam, ketika kegelapan masih menyelimuti langit, suasana subuh yang syahdu mulai menjalar. Udara sejuk merangkum bumi dalam dekapannya yang tenang. Suasana sunyi hampir meresap ke dalam jiwa, seolah alam memohon untuk sejenak merenungi keindahan ciptaan-Nya. Seperti biasanya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang kami membaca beberapa ayat Al Qur'an, sesuai kata pak ustadz "nggak banyak juga nggak apa-apa, asal dawam/konsisten. Menjelang adzan saya berangkat ke mesjid. Terlihat di ufuk timur, gumpalan awan mulai terpilin oleh jari-jemari mentari yang hendak muncul. Cahaya merah keemasan membelai langit, mengumbar harapan bagi hari yang akan datang. Diiringi gemericik air mancur dari kolam ikan memecah kesunyian, mengajak jiwa untuk berlayar dalam ketenangan, aku melangkah menuju garasi mengambil motor kemudian berangkat ke Masjid untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Allah,...